Ahad 30 Jun 2019 10:52 WIB

Wali Kota Kyoto Tulis Surat untuk Kim Kardashian

Wali Kota Kyoto menyebut kimono merupakan perlambang nilai Jepang.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Kim Kardashian.
Foto: AP
Kim Kardashian.

REPUBLIKA.CO.ID, KYOTO -- Wali Kota Kyoto Jepang, Daisaku Kadokawa menulis surat terbuka untuk Kim Kadarshian. Ia mendesak Kadarshian mempertimbangkan kembali   merek dagang pakaiannya yang bernama Kimono Intimates

Di dalam surat itu, Kudokawa mengungkapkan bahwa kimono adalah hasil dari keahlian dan benar-benar melambangkan rasa keindahan, semangat dan nilai-nilai Jepang. Kadokawa selanjutnya mengatakan kimono adalah pakaian populer di jalan-jalan Kyoto yang dikenakan oleh turis dan penduduk lokal. Hal itu, kata Kadokawa, membuktikan kimono dicintai oleh orang-orang dari seluruh dunia dan tidak boleh dimonopoli.

Baca Juga

Surat diterbikan di situs website resmi kota Kyoto. Di akhir surat Kadokawa mengundang Kim Kardashian untuk mengunjungi Kyoto.

“Banyak budaya Jepang termasuk kimono telah dihargai, untuk mengalami esensi budaya kimono dan memahami pikiran kami,” kata Kadokawa melalui surat tersebut, seperti dilansir dari Independet, Ahad (30/6).

Kadarshian belum menanggapi surat tersebut. Tetapi membahas kontroversi dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh The New York Times pada Kamis (27/6), merek dagang tersebut ditujukan pada keindahan dan detil yang disengaja untuk membuat kimono tradisional.

Istri Kanye West ini mengaku memiliki rasa hormat yang dalam terhadap pentingnya kimono dalam budaya Jepang dan tidak memiliki rencana untuk merancang atau melepaskan pakaian yang menyerupai atau menghormati pakaian tradisional. Namun, Kadarshian juga menegaskan dia tidak berniat mengubah nama merek pakaiannya.

Koleksi Kimono Intimates dalam warna nude telah diumumkan pada Selasa (25/6). Koleksi tersebut langsung menghadapi kritik langsung di media sosial untuk namanya.

Garis tubuh Kadarshian juga memicu perdebatan. Publik mempertanyakan apakah dia mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis.

Perempuan kelahiran 1980 ini sebelumnya telah dituduh melakukan perampasan budaya pada April lalu ketika menghadiri pertujukan Sunday Service Kanye West di Coachella. Ia mengenakan maang tikka atau hiasan kepala tradisional India yang banyak dianggap ofensif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement