REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya hidup lebih ramah lingkungan diadopsi pula oleh perusahaan berskala besar. Nestle mengumumkan akan meluncurkan kemasan makanan dalam label Yes dalam bungkus dari sumber daur ulang.
Kabar muncul setelah para peneliti menemukan cara untuk menggunakan kemasan baru dalam proses pengemasan "flow wrap cold seal" berkecepatan tinggi. Menurut perusahaan, proses yang digunakan untuk membungkus kudapan itu sebelumnya hanya cocok untuk digunakan dengan film plastik dan laminasi yang lebih tahan lama.
Namun, para ahli di pusat penelitian dan pengembangan perusahaan telah menemukan cara menyesuaikan lini produksinya hingga mampu menciptakan kemasan ramah lingkungan.
"YES! mewakili apa yang semakin banyak orang tuntut dari produsen seperti Nestle sekarang dan untuk masa depan," ujar Kepala eksekutif Nestle di Inggris dan Irlandia, Stefano Agostini seperti dilansir dari laman Independent, Kamis (4/7).
“Tahun lalu kami memperkenalkan YES! sebagai merek yang sepenuhnya baru menggunakan bahan-bahan sehat dan menawarkan pilihan camilan sehat dari buah-buahan dan kacang-kacangan yang lezat.“
Sekarang, lanjutnya, kami mengalihkan perhatian ke bungkus sehingga kemasannya berkelanjutan dan mudah didaur ulang. "Ini merupakan langkah penting karena kami berupaya membuat semua kemasan kami dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada tahun 2025."
Awal tahun ini, Nestle mengumumkan akan mulai menghapus semua sedotan plastik dari produk-produknya menggantinya dengan bahan alternatif seperti kertas.
Pada bulan Maret, Nestle meluncurkan varietas baru Nesquik yang dikemas dalam kertas bebas plastik dan dapat didaur ulang. Tahun lalu, Break Free From Plastic, sebuah gerakan global yang terdiri dari hampir 1.300 kelompok dari seluruh dunia termasuk Greenpeace, mengidentifikasi Nestle sebagai salah satu dari segelintir bisnis yang berkontribusi paling besar terhadap polusi.
Setelah menyaring hampir 200 ribu keping plastik yang dikumpulkan dari pantai di seluruh dunia, kemasan mereka termasuk yang paling sering diidentifikasi oleh sukarelawan yang melakukan operasi pembersihan dari Inggris ke Vietnam.