REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik Betawi Terogong di Cilandak, Jakarta Selatan, memiliki 40 motif batik yang terbagi dalam tiga jenis. Yaitu flora, fauna dan ikon Jakarta.
"Motif-motif itu adalah kreasi yang sengaja dibuat untuk mempromosikan berbagai ciri khas di Jakarta melalui proses membatik," kata Hafizoh, salah seorang pengrajin batik Betawi Terogong di Jakarta, Senin (15/7).
Motif buah mengkudu dan cermai menjadi cira khas batik Betawi Terogong. Motif tersebut bukan motif murni, melainkan kreasi baru yang memiliki arti dan filosofi mendalam bagi pengrajin.
Pengrajin menyelesaikan pembuataan kain batik khas Betawi di Sanggar Batik Terogong, Cilandak, Jakarta, Kamis (10/1).
"Dulu sebelum dibangun gedung-gedung tinggi, kawasan ini banyak ditumbuhi pohon mengkudu dan cermai. Untuk mengenang kedua tanaman itu, maka kami kreasikan menjadi motif batik," ujar Hafizoh.
Sementara itu untuk motif batik yang menggambarkan ikon-ikon khas Jakarta adalah ondel-ondel, Monumen Nasional, Tugu Pancoran, bajaj, bemo, pengantin hingga penari Betawi. "Untuk motif batik berbentuk hewan ada burung hong, cuma satu itu," ucapnya.
Proses membuat batik Betawi Terogong dilakukan cara konvensional dari mulai melukis pola, mewarnai kain hingga mencanting kain menggunakan lilin. Harga batik cetak berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu per helai ukuran 210 cm x 115 cm.
Sedangkan untuk batik tulis berada pada rentang harga Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta per helai.
Hafizoh menjelaskan bahwa motif ondel-ondel adalah yang paling diminati pembeli. Karena motif ini menampilkan identitas khas Budaya Betawi dalam sehelai kain.
Pengrajin menyelesaikan pembuataan kain batik khas Betawi di Sanggar Batik Terogong, Cilandak, Jakarta, Kamis (10/1).