REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan ibu negara Amerika Serikat (AS), Michelle Obama cukup terkejut anak-anaknya memiliki teman di masa kecilnya. Sebab, dua anak mereka Malia dan Sasha Obama mengalami masa tumbuh kembang di Gedung Putih.
Michelle mengatakan dia dan Barrack Obama mempercayai kawula di sekitarnya untuk membuat kedua putri mereka tetap seperti orang biasa. "Kami adalah orang-orang biasa, sampai dia (Barrack Obama) memberikan pidato itu di konvensi dan rasanya seperti ditembakkan dari roket," ujar Obama, seperti dilansir dari USA Today, Selasa (30/7).
Setelah itu, keluarga Obama menyarankan Malia dan Sasha tetap fokus pada tujuan ketika berpergian dan apapun yang mereka lakukan, dan tidak menghiraukan agen Dinas Rahasia yang ada di mana-mana. Fokus Michelle dan Barrack Obama juga, memastikan kedua anaknya melakukan apa yang perlu mereka lakukan dan itu berarti berpura-pura semua kegilaan di sekitar mereka tidak terjadi.
"Selama delapan tahun kami seperti 'ya presiden (itu) ayahmu. Itu tidak ada hubungannya denganmu. Kamu harus ke sekolah. Ya, kamu punya (staf) keamanan, abaikan saja. Mereka tidak di sini untuk mu," katanya.
Selain itu dalam bukunya yang berjudul 'Becoming', perempuan berusia 55 tahun ini memiliki titik lemah di hatinya untuk agen pelindung. Namun, ia mengakui agen rahasia yang selalu ada membuat kedua anaknya sulit berkencan. "Anak-anakku punya penjaga bersenjata yang bersama mereka setiap saat," ujarnya.
Sisi lain, Obama juga menggambarkan keadaan apabila Malia dan Sasha datang ke rumah seseorang untuk menginap. Mereka akan membutuhkan nomor jaminan sosial dan tanggal lahir.
Selanjutnya akan ada pria yang datang untuk menyisir rumah. Jika memiliki senjata atau barang terlarang, ujar Obama, katakan saja karena staf keamanan akan menemukannya. Kemudian akan ada seorang laki-laki dengan senjata duduk di luar sepanjang malam.