REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emas merupakan pilihan logam mulia yang paling sering menjadi simpanan masyarakat Indonesia. Bahkan, emas sering diturunkan antar anggota keluarga sampai beberapa generasi.
"Kebiasaan mewariskan emas ini terus terjadi hingga sekarang, biasanya terjadi pada perempuan," ujar PR Manager Treasury Anang Samsudin, saat peluncuran koin nusantara dari emas murni 24 karat.
Anang menjelaskan, anggota keluarga perempuan yang tua akan mewariskan perhiasan emas yang dimiliki kepada anggota keluarga perempuan yang lebih muda. Kebiasaan ini terus terjadi dan semakin tahun semakin meningkat.
Berdasarkan data dari World Gold Council tahun 2018, Indonesia menduduki peringkat kedelapan dengan permintaan emas terbesar di dunia. Pada tahun lalu, sebanyak 64,1 metrik ton permintaan emas terjadi dengan 41.9 metrik ton adalah perhiasan dan 22,2 metrik ton adalah emas batang dan koin.
Data menunjukkan permintaan emas di Indonesia akan tetap menanjak setiap tahunnya. Menyimpan emas menjadi salah satu alternatif bukan hanya berinvestasi, namun menjadi warisan keluarga.
Sayangnya banyak dari perempuan Indonesia masih menyimpan perhiasan bukan emas murni. Hal ini membuat harga jual sering kali tidak mengikuti harga emas murni di pasaran.
Padahal, ketika perhiasan tersebut terbuat dari emas murni, maka harga jual akan mengikuti harga global yang cenderung terus meningkat. Untuk itu, emas 24 karat menjadi simpanan yang bisa menolong ketika membutuhkan dana suatu hari.
Anang menjelaskan, Treasury sebagai salah satu tempat beli, simpan, dan jual emas merilis emas 24 karat dengan bentuk koin yang memiliki desain unik untuk bisa disimpan. Dengan menawarkan dua desain yang terinspirasi dari kebudayaan Padang, Sumatra Barat, dan Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjadikan koin tersebut pengganti perhiasan yang bisa diturunkan ke keluarga.
"Koin Nusantara ini ini berangkat dari warisan perhiasan yang perempuan lakukan karena sesuatu yang cantik dan indah untuk menjadi simpanan. Ini sesuai dengan misi kami punya simpanan emas," ujar Anang.