Sabtu 17 Aug 2019 02:00 WIB

Medsos Lebih Menyakiti Gadis daripada Remaja Laki-Laki

Remaja perempuan lebih perasa sedangkan remaja laki-laki lebih cuek

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Christiyaningsih
Remaja masa kini yang baik namun kecanduan gadget. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Remaja masa kini yang baik namun kecanduan gadget. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi baru menemukan bahwa media sosial (medsos) lebih membahayakan kesehatan mental remaja perempuan daripada remaja lelaki. Hal itu dipicu karena anak perempuan lebih perasa ketika mendapat cyberbullying di media sosial sedangkan anak laki-laki cenderung cuek.

Studi yang diterbitkan dalam Lancet Child & Adolescent Health ini juga meluruskan anggapan tentang media sosial yang dinilai membahayakan kesehatan mental. Menurut peneliti, bukan media sosialnya yang memicu bahaya namun konten dan menurunnya aktivitas fisik akibat terlalu sering membuka media sosial.

Baca Juga

"Pesannya sebenarnya, bukan penggunaan media sosial yang menyebabkan kerugian. Tetapi ini tentang bagaimana kita bisa seimbangkan waktu penggunaan media sosial dan kegiatan lain yang sesuai usia. Juga pastikan bahwa tidak ada hal-hal negatif yang diserap secara online seperti cyberbullying,” kata Dasha Nicholls pemimpin tim riset Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Imperial College London dilansir Time, Jumat (16/8).

Penelitian ini menganalisis data hampir 10 ribu anak sekolah dari studi pemerintah Our Futures. Mereka diamati sejak berusia 13 hingga 16 tahun pada tahun 2013 hingga 2016. Mulai 2013, remaja yang berusia 13-14 tahun menjawab pertanyaan tentang frekuensi penggunaan media sosial dan interaksi sosial secara langsung, serta profil kesehatan dan demografi mereka.

Pada tahun-tahun berikutnya, remaja yang sama memberikan informasi terbaru tentang penggunaan media sosial. Mereka juga menanggapi pertanyaan lain tentang kesehatan mental, kebiasaan tidur, aktivitas fisik, dan pengalaman mereka dengan cyberbullying.

Pada 2013, hanya sekitar 43 persen remaja dalam penelitian ini yang mengatakan mereka secara rutin memeriksa media sosial beberapa kali sehari. Kemudian pada 2015 naik menjadi 59 persen, dan 68,5 persen di tahun ketiga.

Seiring waktu, penggunaan media sosial dikaitkan dengan penurunan kesehatan mental dan kesejahteraan. Itu diukur dari tanggapan peserta tentang tekanan psikologis, kepuasan hidup, kebahagiaan, dan kecemasan.

Media sosial dan cyberbullying dinilai paling menganggu kesehatan mental anak perempuan. Berbeda dengan anak laki-laki, persentase hubungan antara media sosial dan kesehatan mental yang buruk hanya 12 persen.

Studi ini diharapkan bisa membantu mengarahkan remaja untuk mengubah gaya hidup yang lebih sehat untuk meminimalisasi gangguan kesehatan mental dari waktu ke waktu.

“Pesan utama bagi kaum muda adalah tidurlah yang cukup, jangan kehilangan kontak dengan teman-teman Anda di kehidupan nyata, dan aktivitas fisik penting untuk kesehatan mental dan kesejahteraan. Jika menjaga diri dengan cara-cara itu, Anda tidak perlu khawatir tentang dampak media sosial," kata Nicholls.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement