REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak perlu risau bila Anda tidak bisa membeli baju karya desainer papan atas. Anda tetap bisa memakai baju tersebut dengan menyewanya. Bahkan bisnis sewa menyewa baju ini diprediksi akan menjadi tren baru.
Seperti dilansir dari laman Telegraph, menyewa pakaian akan menggantikan fast fashion, istilah yang digunakan untuk koleksi busana murah mengikuti tren merek-merek ternama yang diproduksi dalam waktu cepat.
Produk fast fashion ini menjadi hal yang akrab kita temui di mal-mal. Dengan menawarkan koleksi terbaru dan diskon. Tak heran bila Anda seringkali tergiur untuk membelinya.
Sayangnya jika kita membeli produk ini, hanya bisa digunakan maksimal lima kali pemakaian. Setelah itu kualitasnya akan menurun sehingga tidak layak untuk didonasikan. Alhasil pakaian ini berakhir di tempat pembuangan sampah dan membuat limbah sampah pakaian menggunung. Sekitar 300 ribu ton pakaian berakhir di tempat sampah rumah tangga setiap tahun dengan sekitar 80 persen dibakar dan 20 persen dikirim ke tempat pembuangan sampah.
Victoria Prew meluncurkan situs webnya HURR ke publik tahun ini, yang memungkinkan pelanggan untuk menyewa gaun yang biasanya dijual dengan harga mulai dari 150 poundsterling. Hal ini akan mengurangi limbah karena satu gaun dapat disewa puluhan orang, menghentikan setiap orang untuk membelinya sendiri.
Prew menambahkan, menyewa adalah cara yang bagus untuk berkelanjutan. "Ini adalah kekuatan pendorong komunitas kami dan bisnis kami. Menyewa adalah masa depan fashion," ujarnya.
Anna Bance, yang mendirikan Girl Meets Dress pada tahun 2009, mengatakan bahwa para pelanggan awalnya menggunakan situs ini semata-mata untuk pakaian malam, tapi sekarang mengganti fast fashion dengan pakaian sewaan. Menurutnya 50 persen dari pendapatan wanita untuk pakaian mengarah ke fast fashion. "Jadi, sewa adalah pengganti 50 persen dari pakaian Anda yang Anda pakai hanya mengenakan dua atau tiga kali."
Sekarang Anda dapat menyimpan uang itu untuk hal-hal lain yang lebih penting dalam hidup Anda atau pakaian yang mungkin akan bertahan selama 10 tahun atau 20 tahun. "Kami ingin wanita memikirkan kembali bagaimana mereka membangun pakaian di sekitar pilihan yang lebih cerdas," kata Bance.