Sabtu 07 Sep 2019 09:30 WIB

Geser Fast Fashion, Sewa Baju Jadi Tren

Fast Fashion banyak menyumbang sampah pakaian, sewa baju pun menjadi tren.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Label busana siap pakai Inggris ini menampilkan koleksinya di London Fashion Week. Menyewa baju kini menjadi tren menggantikan fast fashion.
Foto: fashion156.com
Label busana siap pakai Inggris ini menampilkan koleksinya di London Fashion Week. Menyewa baju kini menjadi tren menggantikan fast fashion.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tren menyewa pakaian diprediksi akan menggantikan fast fashion, istilah yang dipakai untuk koleksi busana harga terjangkau yang dibuat mengikuti mode keluaran jenama ternama dan diproduksi dalam waktu cepat. Banyak dari generasi milenial yang nampaknya kini enggan untuk membeli barang-barang yang pada akhirnya harus mereka singkirkan karena sudah lewat mode.

Hal ini diungkapkan oleh pengusaha, sekaligus pendiri laman HURR, Victoria Prew. Melalui HURR, ia membuka kesempatan agar pelanggan dapat menyewa berbagai jenis busana berkualitas premium, yang biasanya dijual dengan harga lebih dari 150 poundsterling dan tren dalam satu musim.

Menurut Prew, jasa penyewaan busana ini akan mengurangi limbah pakaian. Betapa tidak, satu gaun saja dapat disewa oleh puluhan orang. Dengan adanya jasa penyewaan baju, tentunya itu dapat membuat orang memikirkan ulang kala ingin membeli gaun kekinian untuk dirinya sendiri.

Selama ini, sekitar 300 ribu ton pakaian berakhir di tempat sampah setiap tahunnya. Sekitar 80 persen dari pakaian yang dibuang itu dibakar, sementara 20 persen lainnya dikirim ke tempat pembuangan sampah akhir.