REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panggung peragaan busana, khususnya yang bertaraf internasional, memang selalu terlihat megah. Untuk menggapainya, seorang desainer perlu merogoh kocek cukup besar. Meski demikian, tampil di ajang fashion show internasional menjadi impian banyak desainer.
Desainer busana Jenahara Nasution mengatakan, tampil di panggung internasional memang tidak murah. Hanya saja, itu bisa menjadi cara promosi yang memang ingin diambil seorang desainer.
Keputusan tersebut pun tidaklah salah karena memang sering kali membuat penjualan di Indonesia menjadi lebih tinggi. Tak hanya itu, panggung pertunjukan busana bisa menjadi alat promosi yang besar. Keuntungan tersebut membuat merek busana bisa dikenal banyak orang, baik di dalam atau luar negeri.
"Kaya yang branding ke luar negeri ini buat pameran, bisa aja membuat growth buat penjualan lokal," ujar Jenahara kepada Republika, belum lama ini.
Tidak dapat dipungkiri, beberapa produk yang diperkenalkan dalam peragaan busana di luar negeri sering menjadi incaran pasar lokal. Kondisi ini yang membuat beberapa desainer merasa perlu melakukan peragaan busana tersebut.
Meski tidak semua menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan yang telah dikeluarkan, melakukan peragaan busana sering kali membuat masyarakat bisa lebih mengenal produknya. Hal itu menjadi penilaian masing-masing desainer dalam memutuskan untuk ikut dalam peragaan busana.
"Ada yang melakukan itu dan sah-sah aja. Itu kan emang tujuannya mengenalkan, dan ada juga yang mencoba buat menaikan penjualan, kita ngga tahu juga," ujar direktur kreatif Suqma ini.
Tapi, Jenahara sendiri melihat, panggung peragaan busana menjadi alternatif yang tepat untukdesainer memperkenalkan karya. Melalui cara itu, kesempatan masyarakat melihat dan mengenal terbuka lebar.