REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koleksi pakaian semakin cepat berganti dari waktu ke waktu. Bahkan, hampir setiap bulan sebuah label selalu mengganti koleksi terbarunya.
Desainer busana Jenahara Nasution mengatakan, saat ini perilisan koleksi busana memang berjalan sangat cepat. Dulu, desainer merilis koleksi baru paling cepat sekitar enam bulan sekali. Namun saat ini sudah banyak yang merilis produk baru sebulan sekali, bahkan per pekan.
"Kalau tren fast fashion ini karena kultur Indonesia juga yang konsumtif dan sudah tahu tren yang sedang terjadi, ini memang masyarakatnya, termasuk Muslim, ingin serba cepat," ujar Jenahara kepada Republika, belum lama ini.
Kondisi ini merupakan dorongan pasar yang memang mulai menjadikan pakaian sebagai kebutuhan hidup. Hal ini yang akhirnya melahirkan fast fashion atau busana yang lahir dengan cepat di pasaran untuk segera dikenakan masyarakat.
Keberadaan fast fashion ini pun sudah tidak bisa ditolak oleh para desainer. Berjamurnya gerai dengan konsep tersebut, seperti H&M, Zara, Uniqlo, dan lainnya menunjukan masyarakat mudah sekali bosan dan perlu pembaruan dengan cepat.
Mencoba mengikuti kebutuhan itu, Jenahara memutuskan untuk mengembangkan label Suqma. Sebagai direktur kreatif, dia mencoba menangkap tren yang berkembang di masyarakat dan langsung menerapkan pada Suqma.
Merek yang sudah memiliki lima toko di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya ini mencoba menangkap tren yang sedang berkembang dan coba diaplikasikan dalam koleksinya. Jenahara mengatakan, Suqma bisa merilis produk baru dalam satu bulan sekali untuk memberikan pilihan berpakaian yang beragam pada masyarakat.
Untuk bisa memberikan sesuatu yang unik, Jenahara mencoba untuk melakukan kolaborasi dalam mengembangkan produk yang dirilis Suqma. Kerja sama pertama yang terjadi dengan menggandeng Disney tahun lalu dalam merilis koleksi dengan bentuk Mickey Mouse dan beberapa lalu merilis desain Putri Klasik, seperti Cinderella, Snow White, dan Jasmine.
"Bisa jadi kedepan sama kecap, siapa sih yang makan ngga suka kecap," ujar desainer ini mencoba melihat peluang kolaborasi yang berbeda.