REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Desainer busana muslim asal Kota Solo, Tuty Adib, membawa 12 koleksi pada pergelaran New York Fashion Week (NYFW) 2019 di Amerika Serikat pekan lalu. Tuty berkesempatan tampil di panggung fesyen dunia dengan sebelas desainer lain yang tergabung dalam Indonesia Modest Fashion Desainer.
Pada pergelaran tersebut, ia menampilkan koleksi busana yang mengangkat tenun Balai Panjang Sumatra Barat dengan tema 'Blossom Minang. Menurut Tuty, ini kali kedua wanita tersebut mengangkat tenun balai panjang ke event fashion berskala internasional.
Tuty mengangkat tenun Balai Panjang karena memiliki ciri khas motif yang terinspirasi dari kekayaan seni budaya, salah satunya flora khas kota Payakumbuh Sumatra Barat. Motif lokal tersebut kemudian dibuat dengan konsep lebih modern.
"Salah satunya saya menggunakan tanaman kumbu yang merupakan jenis tumbuhan rawa untuk dijadikan sebagai salah satu motif khas tenun Payakumbuh. Motif ini saya sematkan di dada dan lengan busana," kata Tuty, Rabu (18/9).
Ia mengatakan, motif tersebut dikembangkan dengan berbagai modifikasi yang terinspirasi dari berbagai motif tradisional setempat, seperti itik tabang atau itik terbang dan gonjong limo. Selain menggunakan kain tenun balai panjang, ia juga menggunakan bahan lain seperti brokat, organdy, taffeta, dan sifon.
Selain pakaian, ia juga melengkapi koleksinya dengan sepatu yang terbuat dari anyaman batang tanaman mansiang. Ia mengatakan sepatu tersebut terasa ringan saat dipakai karena tanpa menggunakan alas dari kayu.
"Di dalamnya terdiri dari spon gabus padat dilapisi batang mansiang," katanya.
Ia berharap melalui keikutsertaannya di New York Fashion Week tersebut, tenun dan batik makin diapresiasi dunia internasional. "Kalau itu naik kan berdampak baik bagi pengrajin juga," katanya.