REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE — Saat ini semua orang tahu makan lebih sedikit daging baik untuk Bumi. Sebab produksi produk daging untuk konsumsi manusia meninggalkan jejak karbon yang kuat.
Sekarang para ilmuwan telah menemukan cara yang sangat sederhana sehingga kantin sekolah dan perguruan tinggi dapat mengurangi jumlah daging yang dimakan, tanpa benar-benar harus membatasi produk daging. Seperti dilansir dari Science Alert, Senin (7/10), para peneliti melakukan penelitian yang mencakup lebih dari 94.000 pilihan makanan kafetaria dan menemukan jumlah pilihan vegetarian meningkat.
Pilihannya satu dari empat makanan menjadi dua dalam empat makanan. Pembelian makanan nabati meningkat sebesar 40 hingga 80 persen.
Makanan vegetarian dengan presentase lebih besar dalam menu makanan menghasilkan lebih banyak pilihan. Ini merupakan contoh yang sangat baik tentang bagaimana perubahan sederhana ke arah kebiasaan yang lebih baik.
“Beralih ke pola makan nabati adalah salah satu cara paling efektif mengurangi jejak lingkungan dari makanan,” kata ahli konservasi Emma Garnett dari University of Cambridge, Inggris.
“Mengganti beberapa daging atau ikan dengan lebih pilihan vegetarian mungkin tampak menjanjikan. Solusi memang tidak selalu sukses, tetapi tampaknya ini memang berhasil,” ujarnya lagi.
Laporan para peneliti penjualan makanan secara keseluruhan tidak terpengaruh oleh perubahan dan peningkatan terbesar pada orang yang memilih opsi sayuran pada orang-orang yang sebelumnya makan paling banyak daging. Data tersebut dikumpulkan melalui serangkaian percobaan di tiga perguruan tinggi Cambridge yang dilakukan selama tahun.
Selain peningkatan proporsi makanan bebas daging yang tidak bukti berefek rebound. Efek tersebut adalah di mana pengunjung akan mengimbangi makan siang vegetarian dengan makan malam dengan daging.
Sementara itu para peneliti sangat ingin menekankan mereka tidak meminta daging untuk dikesampingkan sepenuhnya dari kantin. Mereka berpikir peran lebih banyak harus diberikan pada pilihan vegetarian.
Inti dari pendekatan ini, konsumen tidak benar-benar harus memikirkan pilihan dan daging masih menjadi pilihan. Kemungkinan lain yang sedang diselidiki dari tim yang sama, termasuk mengubah harga daging versus makanan vegetarian, dan mengubah urutan kemunculannya di menu.
Sejak 2016, Kebijakan Pangan Berkelanjutan diberlakukan di University of Cambridge telah menghasilkan pengurangan 33 persen dalam emisi karbon per kilogram makanan yang dibeli, dan pengurangan 28 persen dalam penggunaan lahan per kilogram makanan yang dibeli.
Perubahan kecil ini dapat membuat perbedaan besar.
“Pendidikan itu penting tetapi umumnya tidak efektif dalam mengubah diet. Pajak daging tidak begitu populer. (Makanan nabati) mengubah rentang opsi yang tersedia lebih dapat diterima dan menawarkan cara yang kuat mempengaruhi kesehatan dan keberlangsungan diet kita,” kata psikolog Theresa Marteau dari University of Cambridge.