Ahad 03 Nov 2019 05:00 WIB

Fashion Rhapsody Digelar Februari 2020

Fashion Rhapsody tak melulu bicara tentang tren mode.

Rep: MG 01/ Red: Reiny Dwinanda
Road to Event Fashion Rhapsody, Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (1/11).
Foto: MG01
Road to Event Fashion Rhapsody, Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran Fashion Rhapsody yang akan digelar pada bulan Februari 2020 mendatang menjadi salah satu aksi peduli ligkungan dan juga sosial. Salah satu pendiri Fashion Rhapsody, Ayu Dyah Andari, mengungkapkan bahwa ajang tersebut tidak melulu soal tren mode, tetapi juga gaya hidup yang harus seimbang dengan kehidupan sosial.

Ayu berpendapat bahwa lifestyle bagian dari kehidupan, namun ia mencari cara agar gaya hidupnya  dapat seimbang dengan kepedulian sosial. Dari situlah lahirlah konsep Fashion Rhapsody, yaitu keseimbangan antara branding untuk desainer, bisnis, dan juga kepedulian sosial.

"Jadi jiwanya itu yang membedakan kami dengan ajang lainnya, selalu ada amalnya” jelas Ayu saat Road to Event Fashion Rhapsody, Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (1/11).

photo
Ayu Dyah Andari (depan) memamerkan kreasinya yang memanfaatkan kain perca.

Menurut Ayu, Fashion Rhapsody Volume 1 ini bertemakan Harmoni Bumi. Ia berharap agar semua desainer yang terlibat dapat terinspirasi dari Bumi dan mengembalikannya lagi ke Bumi melalui Dompet Dhuafa dan World Wide Fund for Nature (WWF).

"Inspirasinya harus dari Bumi, boleh dari keindahan, kerusakan hutan, limbah, air, bunga. Kan kerangka Bumi banyak banget ya,” jelas Ayu.

Sementara itu, Ariy Arka yang juga salah satu pendiri Fashion Rhapsody menjelaskan bahwa tema "Harmoni Bumi" diambil karena manusia di era digital dan juga milenial ini tidak lagi peduli dan bahkan cuek dengan buminya sendiri.

“Karena mereka terlalu ambisius mengambil atau memburu cita-cita mereka. Jadi kadang-kadang mereka sudah tidak peduli lagi sama Bumi mereka. Itulah kenapa Harmoni Bumi muncul,” jelasnya.

Meski mengusung kelestarian alam, Fashion Rhapsody tidak lantas melarang pesertanya menggunakan bahan kimia dalam berkarya. Ayu berharap Fashion Rhapsody dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki lingkungan.

Ayu ingin ada keseimbangan, lifestyle berjalan, produksi baju berjalan, tapi semua yang menggeluti bisnis ini peduli akan lingkungan. Cara termudah, menurut Ayu, ialah dengan menyumbang.

"Ada orang profesional yang bisa melakukannya untuk kita. Sesimpel itu langkah awalnya. Baru kemudian mari ganti plastik dengan kain cassava, kurangi kain perca, dan perubahan yang lain. Karena semua itu berawal dari langkah kecil,” tuturnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement