REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ponsel memang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat masa kini. Banyaknya hal yang bisa dieksplorasi dari dunia maya, gim yang seru, maupun komunikasi jarak jauh dengan teman dan saudara menjadi pemikat untuk berlama-lama menatap layar ponsel.
Orang yang tak bisa mengendalikan dorongan untuk memakai telepon genggam secara berkelebihan bisa jadi mengalami nomophobia alias no mobile phone phobia. Itu merupakan suatu sindrom ketakutan secara berlebihan saat tidak memegang ponsel.
Dihimpun dari laman Psychology Today, menurut penelitian yang dilakukan YouGov, sebuah organisasi penelitian di Inggris. Mereka melakukan penelitian pada tahun 2010 dan menemukan sebanyak 53 persen pengguna ponsel merasa cemas saat jauh dari ponsel atau kehilangan jaringan internet.
Lambat laun, orang yang menderita nomophobia akan mendapatkan dampak negatif yang luar biasa bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar. Pemerhati anak dan Ketua Rumah Amalia, Muhammad Agus Syafii, mengungkapkan bahwa ia pernah mendapati kliennya yang mengalami nomophobia. Ia menceritakan, kondisi kliennya parah, terkadang sampai tidak menghiraukan mobil di depannya saat menggunakan ponsel.
"Dia asyik dengan dunianya, sampai–sampai hampir tertabrak mobil pun tidak tahu," ujarnya dalam acara diskusi di Jakarta Selatan, Rabu (6/11).
Nomophobia bisa ditangani. Menurut Agus, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbanyak sosialisasi. Melakukan kegiatan-kegiatan positif bersama masyarakat terbukti ampuh untuk melupakan ponsel.
Agus mengatakan, selain menambah saudara dan teman, bersosialisasi bisa membuat bahagia. Cara selanjutnya adalah dengan berangsur-angsur mengurangi intensitas menggunakan ponsel. Jika, biasanya Anda menggunakan ponsel delapan jam sehari, mulai kurangi dalam sehari hanya menggunakan ponsel selama tujuh jam. Begitu pun seterusnya.
Langkah terakhir, menurutnya adalah dalam satu pekan, Anda perlu mengkhususkan satu hari tidak menggunakan ponsel. Tidak ada kata terlambat, menurut Agus.
"Mulailah melakukan tahapannya secara bertahap," kata Agus.
Ia menekankan, saat terlepas dari kecanduan ponsel atau gawai, akan ada banyak hal yang bisa dilakukan. Anda bisa mengembangkan kemampuan diri dan memliki kehidupan yang lebih sehat secara jasmani dan rohani.