Senin 03 Feb 2020 17:43 WIB

Bersepeda ke Tempat Kerja Bisa Memperpanjang Usia

Pesepeda di Selandia Baru menunjukkan penurunan risiko kematian dini.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Komunitas Bike to Work di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. Riset menunjukkan, dibandingkan dengan orang yang naik kendaraan pribadi ke tempat kerja, pesepeda tampak memiliki penurunan risiko kematian dini.
Komunitas Bike to Work di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. Riset menunjukkan, dibandingkan dengan orang yang naik kendaraan pribadi ke tempat kerja, pesepeda tampak memiliki penurunan risiko kematian dini.

REPUBLIKA.CO.ID, DUNEDIN -- Gerakan "Bike to Work" alias bersepeda ke tempat kerja terbukti memperpanjang usia seseorang. Peneliti dari Universitas Otago di Dunedin, Selandia Baru, menggagas studi menggunakan data sensus selama 15 tahun.

Riset menganalisis Studi Sensus Kematian Selandia Baru yang melaporkan data kematian warga negara di sana beserta penyebabnya. Dari data 3,5 juta orang yang ditelisik, sebanyak tiga persen bersepeda ke tempat kerja.

Baca Juga

Meski minoritas, pesepeda menunjukkan penurunan 13 persen risiko kematian dini dibandingkan orang yang naik kendaraan pribadi ke tempat kerja. Orang yang berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum tidak menunjukkan perbedaan.

Penelitian telah diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology. Menurut para penggagas studi, temuan itu dapat digunakan oleh pemerintah setempat untuk menghadirkan infrastruktur yang lebih ramah untuk bersepeda.

Menurut hasil sensus Amerika Serikat (AS), hanya ada 0,6 persen warganya yang bersepeda ke tempat kerja. Banyak pihak mengkritisi karena sejumlah kota di AS belum memiliki jaringan jalur sepeda mumpuni seperti Jerman dan Belanda.

Jalanan AS cenderung dirancang untuk mobil, dengan undang-undang zonasi yang hanya mengatur parkir mobil. Pada kota-kota di mana aktivitas bersepeda lebih populer, jarak perjalanannya cenderung lebih lama dan kurang bersahabat.

Ralph Buehler, profesor madya dari Virginia Tech School of Public and International Affairs yang tidak terlibat dengan studi di Selandia Baru, sepakat dengan perbaikan infrastruktur. Sarana yang baik akan membuat banyak orang mau bersepeda.

Dia mengatakan, AS masih menjadi salah satu negara paling berbahaya untuk bersepeda. Menurut salah satu penelitian Buehler, aktivitas bersepeda masih lebih diminati laki-laki, dengan jumlah tiga kali lipat dibandingkan pesepeda perempuan.

Sementara, di Denmark yang menjamin keamanan bersepeda, 50 persen pesepeda adalah perempuan. "Perempuan memiliki persepsi risiko yang jauh lebih besar daripada pria. Jika jalan terlihat berbahaya, mereka tidak akan bersepeda," kata Buehler, dikutip dari laman Travel and Leisure.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement