REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Sedikitnya tiga jenama kenamaan asal China diblokir masuk Milan Fashion Week menyusul penyebaran virus corona tipe baru. Pameran busana yang menarik perhatian dunia itu dijadwalkan dihelat pada 18 hingga 24 Februari.
Virus membuat produk rumah mode China Angela Chen, Ricostru, dan Hui batal unjuk karya dalam pameran tersebut. Tak hanya itu, sejumlah orang yang terlibat dalam industri mode, 1.000 jurnalis, dan pembeli asal China juga ikut absen dalam pagelaran itu.
Nasib berbeda dialami produk busana milik Annakiki yang tetap dapat mengikuti pameran busana sejagad tersebut. Panitia memperbolehkan produk tersebut tampil menyusul 95 persen busana mereka sudah berada di Milan dan seluruh aksesoris mereka dibuat di Italia.
Sebagai solusi, panitia pameran busana Milan mengaku akan mengadakan event digital kepada mitra mereka dari China. Event tersebut rencananya akan menampilkan karya dari delapan desainer Negeri Tirai Bambu dalam sebuah video.
Kegiatan itu akan menampilkan cuplikan aksi catwalk, belakang panggung, dan wawancara. Event akan diberi tema "China, we are with you". Kegiatan akan menampilkan produk yang biasa diperdagangkan di pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
"Kami ingin melawan situasi genting ini dengan pesan positif sambil mencoba menjaga dengan terbuka hubungan dengan China," kata Presiden Kamar Busana Nasional Italia Carlo Capasa seperti diwartakan AP, Kamis (6/2).
Secara keseluruhan, pejabat mode Italia memprediksi adanya penurunan dua persen penerimaan akibat kemunculan virus corona tipe baru. Hal tersebut juga membatasi produk asal China mengikuti Milan Fashion Week.
Konsumen asal China merupakan salah satu pembeli barang mewah terbesar di dunia. Mereka merepresentasikan 35 persen pembeli tiket kegiatan akbar tersebut. Angka itu lebih tinggi dari Arab, Rusia, dan Amerika jika digabungkan.
Capasa mengatakan, absennya turis China akan berdampak negatif bagi penjualan barang mewah asal Italia di negara tersebut. Brand asal Italia memiliki perdagangan positif di pasar ritel China.
Capasa mengungkapkan, hal itu akan menghambat proyeksi pencapaian pertumbuhan tiga persen penerimaan perdagangan barang mewah Italia di 2020. Mereka mencanangkan penerimaan sebesar 90 miliar euro pada tahun ini.