Selasa 25 Feb 2020 10:19 WIB

Tribute Kobe Bryant dari Desainer Philipp Plein Tuai Kritik

Desainer Philipp Plein menuai kritik setelah menggelar tribute untuk Kobe Bryant.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Busana rancangan desainer Philipp Plein yang ditujukan sebagai tribute untuk Kobe Bryant.
Foto: EPA
Busana rancangan desainer Philipp Plein yang ditujukan sebagai tribute untuk Kobe Bryant.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Desainer Philipp Plein menghadapi hujan kritik atas idenya menghadirkan penghormatan untuk mendiang pebasket Kobe Bryant. Peragaan busananya di Pekan Mode Milan Sabtu malam silam terus mendapat serangan dari banyak pihak.

Pertunjukan Plein di Italia menampilkan para model mengenakan 24 kaus jersey ungu dengan desain beragam. Mantan Miss Universe Olivia Culpo dan figur publik Jada Pinkett Smith ada di antara mereka. Hal yang disoroti adalah bagian latar catwalk.

Baca Juga

Jersey ungu seharga 2.070 dolar AS (Rp 30 jutaan) mencantumkan nomor besar 24, dengan nama Plein menggantikan logo Lakers dan NBA. Versi sweatshirt berwarna ungu dan kuning dibanderol seharga 3.150 dolar AS (Rp 45 jutaan).

Keuntungan dari penjualan edisi terbatas "Plein 24" itu akan didonasikan untuk yayasan milik Bryant dan keluarganya, Mamba & Mambacita Foundation. Donasi pertama sebesar 20 ribu dolar AS (Rp 289 juta) disalurkan sehari sebelum peragaan busana.

Pada bagian latar, ada sejumlah kendaraan berlapis emas, termasuk dua helikopter. Warganet menganggap hal itu sangat tidak etis, mengingat Bryant meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan helikopter bersama putrinya dan penumpang lain.

Plein mengemukakan alasan tentang keberadaan helikopter di atas runway. Semua dekorasi direncanakan dan didesain pada November 2019, jauh sebelum kecelakaan Bryant pada 26 Januari 2020. Plein mengatakan sudah terlambat untuk menghilangkan helikopter dari desain panggung peragaan busananya.

Menurut Plein, peragaan busana adalah momen terbaik baginya untuk mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman pada Kobe Bryant, putrinya Gianna, dan seluruh keluarganya. Dia mengungkapkan bahwa tragedi berpulangnya Bryant juga membuatnya sangat terpukul.

"Sungguh menyedihkan melihat bagaimana sesuatu yang positif dan konstruktif disalahtafsirkan dengan pemaknaan negatif. Faktanya, saya benar-benar melakukan sesuatu untuk membantu yayasan. Tindakan lebih penting daripada kata-kata," ujarnya.

Koleksi maupun pertunjukan itu menuai kemarahan warganet. Sebagian menuding aksi penghormatan teramat mengeksploitasi kematian tragis sosok ikon kultural. Kritikus juga menyebut rancangan Plein tidak berselera seni, norak, dan menyia-nyiakan bahan.

Tidak semua warganet membenci show itu. Sebagian memuji Plein atas karyanya, maksud baik menghormati Bryant, dan melibatkan para model dari etnis beragam. Rancangan Plein dianggap mendukung kultur dan inklusivitas, dikutip dari laman USA Today.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement