Senin 16 May 2022 19:36 WIB

Memadukan Karakter Warna dan Karya Seni di Ruang Pamer Musium

Rancangan pameran adalah elemen yang paling mendasar dalam menyampaikan pesan pameran

Red: Hiru Muhammad
Tampak suasana pameran di Musium Macan yang menghadirkan sejumlah karya seni rupa sejumlah  seniman terkemuka
Foto: istimewa
Tampak suasana pameran di Musium Macan yang menghadirkan sejumlah karya seni rupa sejumlah seniman terkemuka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemilihan warna yang tepat bagi ruang pamer diyakini memiliki pesan yang kuat terkait dengan tema ataupun pesan yang hendak disampaikan pada pameran tersebut. Warna sendiri merupakan kekuatan yang tidak bisa dilepaskan dalam karya seni.

Hal itu tampak jelas pada pembukaan Ruang Seni Anak Museum MACAN April 2022. Seluruh ruangan dicat dengan warna Deep Blue Sea  Mowilex agar menyerupai langit biru di angkasa. Untuk pameran Pose yang dibuka pada tanggal 30 April 2022, warna Olive Hills keemasan menjadi pilihan  untuk dinding utama pameran yang menonjolkan tiga lukisan karya S. Sudjojono.

Baca Juga

"Proses perancangan pameran adalah elemen yang paling mendasar dalam bagaimana kami menyampaikan pesan dari pameran itu sendiri,' kata Aaron Seeto, Direktur, Museum MACAN dalam keterangan tertulisnya Ahad (15/5/2022). Kerjasama dengan Mowilex, merupakan upaya berbagi nilai yang serupa mengenai kekuatan seni dan pentingnya membawa kreativitas dalam setiap aspek kehidupan. 

Melalui kerja sama ini, para desainer pameran dan perupa yang terlibat memiliki akses memadukan warna dengan keahlian mereka. "Hal ini memberikan kami keleluasaan untuk bereksperimen dalam merancang pameran, serta memastikan karya para perupa ditampilkan dengan suasana yang optimal," katanya. 

Anna Yesito Wibowo, Chief Marketing Officer Mowilex, menilai  penggunaan cat dekoratif interior di area museum sesuai dengan formula cat yang ramah lingkungan. Cat ini berbahan dasar air dan tidak mengandung bahan logam berbahaya. "Tentunya sangat aman, apalagi untuk digunakan pada ruangan anak, karena Mowilex memiliki zero VOC (Volatile Organic Compound) yang artinya nyaris tidak ada residu yang menguap di dalam ruangan," tuturnya.

Pose sendiri adalah pameran yang diambil dari nama lukisan S. Sudjojono  tahun 1975, yang menampilkan pengamatan kritis atas pergelaran kelas sosial, tuntutan akan kenyamanan hidup dari golongan elite akibat pergeseran kuasa negara, keterhubungan pasar, dan budaya konsumerisme.

Sejumlah karya bersejarah yang penting dari koleksi Museum Seni Rupa Keramik (MSRK) turut ditampilkan dalam pameran ini, termasuk Maka lahirlah angkatan '66 (1966) karya S. Sudjojono. Karya ini berkaitan dengan demonstrasi mahasiswa yang menandai lahirnya masa Orde Baru. Pameran ini juga menampilkan Tulisan Putih (1972) karya A. D. Pirous, salah satu pemenang pameran besar seni lukis Indonesia pada tahun 1974, yang menandai peristiwa 'Desember Hitam' dan awal mula Gerakan Seni Rupa Baru.

Pameran ini juga menampilkan sejumlah karya dari koleksi Museum MACAN oleh perupa yang mengamati perubahan dan pergeseran sosial di masyarakat dari Jepang, Cina, Amerika Serikat, dan Britania Raya. Serta menampilkan karya dari A. D. Pirous, Ahmad Sadali, But Muchtar, Damien Hirst, David LaChapelle, I Nyoman Masriadi, Jeff Koons, Keith Haring, Liu Ye, Richard Prince, S. Sudjojono, Srihadi Soedarsono, Takashi Murakami dan lainnya.

Untuk mendukung pameran, Museum akan menggelar sejumlah program publik.  Diantaranya wicara seni, sesi mendongeng, dan tur daring. Wicara seni akan berfokus pada warisan abadi S. Sudjojono pada dunia seni kontemporer Indonesia, sementara pandangan yang lebih luas mengenai sejarah seni rupa modern Indonesia akan dieksplorasi pada sesi mendongeng. Pose dibuka untuk publik dari tanggal 30 April-18 September 2022. Pengunjung yang datang ke museum wajib menaati protokol kesehatan yang ketat dan upaya pencegahan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan bersama.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

(QS. Al-Ma'idah ayat 32)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement