REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya, Pemkab Lombok barat sudah saatnya melalakukan identifikasi peluang dan potensi pariwisata yang di milikinya. Identifikasi ini, sangat di perlu di lakukan agar kedepannya Lombok barat menjadi sebuah daerah destinasi wisata utama. Apalagi, saat ini, sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar PAD Lombok Barat.
Oleh sebab itu, percepatan pembangunan sektor pariwisata menjadi sebuah keharusan. Karena ke depannya, Lombok Barat dipastikan menjadi daerah wisata unggulan.
Adapun model pengembangan pariwisata yang paling tepat untuk di lakukan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip sustainable tourism. Pilihan ini di anggap relevan karena memadukan unsur pelestarian alam, tradisi, budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Misalnya, salah-satu prinsip dari sustainable tourism adalah produk organik dari daerah tersebut. Sehingga, konsekuensinya masyarakat lokal di tuntut terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi.
Hal itu disampaikan oleh ekonom Faisal Basri ketika memberikan ceramah ilmiah di Lombok Barat Selasa (13/9), memadukan pelestarian lingkungan dan alam acara yang bertajuk “Strategi Membangun Kemandirian Daerah Berbasis Produk Unggulan”.
Pada kesempatan tersebut, Faisal Basri memberikan, penekanan akan pentingnya laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur, termasuk NTB dan Lombok Barat Khususnya. Sehingga , sektor unggulan perlu diperhatikan. Agar Lombok Barat menjadi daerah yang berdaya saing tinggi dalam bidang ekonomi khususnya industri Pariwisata.
Acara ini, dihadiri oleh seluruh jajaran SKPD Kabupaten Lombok Barat, Tuan Guru, tokoh masyarakat, wartawan, dan tokoh pendidikan. Dalam ceramah tersebut Faisal Basri juga menyampaikan, beberapa data. Misalnya, tentang sektor yang menjadi andalan dalam pendapatan perkapita Lombok Barat yakni dari sektor industri akomodasi, restaurant, dan hotel, yang menyumbang 20,23 persen. Untuk perbandingan, dengan sektor yang sama, Bali mencapai 22,2 persen.
Selain itu, Faisal Basri juga memberikan fakta bahwa pada tahun 2013 posisi rata-rata pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat mencapai 20,2 persen. Namun, hal itu, karena ditopang oleh pertambangan, sehingga ketika pada tahun 2014 s/d 2015 pertambang mulai keluar, pertumbuhan ekonomi NTB turun drastis menjadi 9,3 persen. “Laju Pertumbuhan tersebut masih di bawah rata-rata nasional, yang mencapai 10 persen," ucap Faisal Basri dalam keterangannya yang diterima Republika Online, hari ini.
Faisal Basri juga meminta, agar Lombok Barat banyak belajar dari Negara Turki untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata. Untuk itu, kata dia, ada beberapa poin penting menyangkut percepatan pariwisata Lombok Barat. Pertama, membangun citra wisata secara kreatif, citra wisata ini penting untuk pembangunan infrastruktur dan stabilitas.
Kedua, adalah membangun iklim usaha bersama dan berjejaring secara mutualistik. Misalnya koperasi yang bisa menjadi role model dalam pembangunan iklim usaha, termasuk di bidang pariwisata, yang tentu saja akan memberikan multi efek dalam pembangunan daerah. Sedangkan poin yang ketiga yakni pemanfaatan lahan yang bertujuan untuk fokus pada pengembangan pariwisata. Poin selanjutnya adalah memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, seperti kultur, sosial, dan spiritual, yang akan mampu menopang industri wisata yang berkelanjutan.
Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, mengatakan, kegiatan ceramah tersebut adalah upaya peningkatan wawasan aparatur dan koordinasi, beliau juga merilis Pusat Klinic Perencanaan (Centre for Planning Clinic) yang mana koordinasi menjadi kunci utama. Tak lupa Fauzan Khalid juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran ekonom Faisal Basri di Lombok Barat.
Ke depannya juga untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata yang berbasiskan Sustanaible Tourism, perlu di buatkan sebuah aturan dalam bentuk Perbub (Peraturan Bupati). "Ini agar prinsip prinsip dasar yang terkandung dalam sustainable tourism bisa di implementasikan dengan baik," kata Bupati Fauzan.