Kamis 29 Sep 2016 05:59 WIB

Gaya Hidup Halal, Gaya Hidup Sehat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Dian Pelangi
Foto: Republika/Prayogi
Dian Pelangi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup halal juga jadi syiar gaya hidup sehat dan berlandas nilai-nilai kebaikan. Banyak nilai Islam yang dinilai universal dan tidak berseberangan dengan banyak pihak, termasuk Barat.

Marketing Director Wardah Salman Subakat, mengatakan, bisnis produk halal benar-benar semangat kebersamaan umat dan masyarakat untuk mengembalikan nilai-nilai yang baik dan universal.

Produk halal yang diterima bahkan hingga produsen kosmetik Barat juga ikut memproduksi, menunjukkan niali-nilai Islam tidak harus berseberangan dengan Barat. Semangat ini yang Wardah dukung.

''Wardah coba terus maju lebih depan. Niat kami baik. Di Islam kan kalau niat dan langkahnya benar sisanya tawakal. Kalau sevisi, Wardah dukung. Ini awal kebangkitan gaya hidup halal,'' tutur Salman dalam konferensi pers penyelenggaraan Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016 di Kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (28/9).

Perancang busana nasional, Dian Pelangi mengatakan, manusia hidup dengan dua ikatan, pada Allah SWT (habluminallah) dan dengan manusia (habluminannaas). Salah satu bagian habluminannaas adalah berpakaian dengan baik. ''Berpakian yang baik juga bentuk penghargaan diri. Kalau ada menilai begini begitu, itu kembali ke diri sendiri,'' kata Dian.

Modest fashion menurut Dian kini sudah jadi gaya hidup. Kalau cocok silakan dipakai. Kalau kemudian ada istilah jilbab gaul, jilban syar'i, dan lain-lain itu adalah keberagaman busana Muslim Indonesia. Syari atau tidak itu pilihan pengguna busana.

''Kita ingin menampilkan inilah Indonesia yang //stylish//. Kalau pusat mode di Paris, kita pasti ingin Indonesia jadi pusat modest fashion,'' kata Dian menjelaskan.

Pengenalan modest fashion, sambung Dian Pelangi, juga bisa via edukasi. Ini pula yang Dian Pelangi lakukan dengan mengenalkan sejaran fashion hingga menggugah minat bisnis generasi muda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement