REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memikat wisatawan dengan keanekaragaman potensi wisatanya yang terus berkembang. Dikenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid, nuansa religi tak pelak begitu terasa tatkala menjejakkan kaki di Lombok.
Tak jauh dari Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, ada sebuah desa wisata yang patut dikunjungi. Desa Wisata Setanggor namanya. Desa yang terletak di Kecamatan Praha Barat, Lombok Tengah, ini hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari BIL.
Ada 14 titik wisata yang ditawarkan bagi pengunjung, mulai dari wisata budaya, wisata pendidikan, wisata agrobisnis, wisata kuliner, dan tentunya wisata alam yang begitu memesona. Hal yang menarik ialah wisata religi, di mana pengunjung bisa mengaji di tengah hamparan sawah di Dusun Setanggor Barat I.
Penggagas Desa Wisata Setanggor Ida Wahyuni (29 tahun) mengatakan, wisata mengaji di tengah sawah memberikan pengalaman baru bagi setiap wisatawan yang datang. Hal ini juga selaras dengan program "Magrib Mengaji" Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi. Hingga saat ini, sudah ada 30 wisatawan yang merasakan sensasi mengaji di tengah sawah yang dilakukan usai salat Ashar dengan didampingi ustaz.
"Rencananya nanti ada ngaji di tengah sawah pada Magrib dengan membawa obor," katanya di Setanggor, Lombok Tengah, NTB, Ahad (15/1).
Ia menuturkan, Setanggor dikonsep dengan desa wisata halal yang sejalan dengan branding wisata halal di Lombok. "Dulu daerah ini dikenal dengan sebutan Texas, karena banyak yang jual tuak, sekarang sudah pada tutup," ujarnya.
Perlahan, ia mengubah citra Setanggor menjadi desa wisata yang berbasis halal dan ramah bagi setiap wisatawan yang datang. Ia tak menampik jika usahanya mengubah wajah Setanggor kerap menemui hambatan. Namun, itikad baik dalam membangun masyarakat di desa asal Ayahnya membuat ia optimistis untuk terus maju.
Komitmen membangun desa wisata yang berbasis religi, ujarnya, ditunjukan dengan tidak ada riba dalam setiap pembangunan desa wisata ini. Modal awal Rp 20 juta ia keluarkan dari kas pribadinya. Perempuan asli Lombok ini mulai merintis Desa Wisata Halal Setanggor pada September tahun lalu.