Ahad 21 May 2017 10:22 WIB

Jumlah Wisatawan Timur Tengah Berkunjung ke DIY Meningkat Tiga Kali Lipat

Diskusi bertajuk 'Peluang dan Potensi Wisata Halal di DIY' yang digelar di Yogyakarta, Sabtu (20/5).
Foto: Ardjo
Diskusi bertajuk 'Peluang dan Potensi Wisata Halal di DIY' yang digelar di Yogyakarta, Sabtu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Grafik wisatawan asal Timur Tengah yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setiap tahunnya terus meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata DIY, dalam lima tahun terakhir angka kenaikannya lebih dari tiga kali lipat.

"Pada tahun 2011 wisatawan Timur Tengah yang berkunjung di DIY hanya 1.597 orang saja. Empat tahun kemudian, tahun 2015 angkanya menjadi 4.800 dan terus meningkat akhir-akhir ini," ujar Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, dalam diskusi bertajuk 'Peluang dan Potensi Wisata Halal di DIY' di Yogyakarta, Sabtu (20/5) kemarin.

Menurut Imam, peningkatan jumlah wisatawan Timur Tengah tersebut memang berbanding lurus dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota pelajar ini. Pada 2012 lalu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY berjumlah 202.518 saja. Namun hanya selang empat tahun kemudian (2016) angkanya sudah meningkat menjadi 355.313.

Selain itu, diakui Imam, peningkatan jumlah wisatawan DIY juga tak lepas dari posisi DIY yang masuk 10 besar wilayah destinasi wisata halal di Indonesia. Sesuai data Dinas Pariwisata DIY, Yogyakarta berada di posisi kedelapan.

Namun diakui Imam, DIY belum bisa dikatakan siap 100 persen untuk menerapkan halal tourism. Hal itu disebabkan dari ratusan hotel yang ada di wilayah ini hanya satu hotel saja yang memiliki sertifikat halal. Sedangkan pemandu wisata yang sanggup berbahasa Arab hanya dua orang saja.

Namun, dijabarkannya di DIY pun sudah terdapat 115 restoran rumah makan halal. Selain itu pada setiap pusat perbelanjaan (mal), hotel berbintang maupun hotel non-bintang, serta tempat wisata sudah menyediakan masjid atau mushola.

Menurut Imam, sejauh ini halal tourism memang belum bisa digarap secara total oleh Dinas Pariwisata DIY. Karena faktanya, negara-negara Timur Tengah belum masuk 10 besar negara asal turis yang berkunjung ke DIY. Eropa masih merajai dengan sumbangsih 34 persen turis yang berkunjung ke DIY tiap tahunya.

"Saat ini perhatian kami adalah pariwisata pendidikan. Itu saja belum dikembangkan secara optimal. Ke depan kami akan sambut tantangan halal tourism ini," kata Imam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement