REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini wilayah-wilayah di Indonesia yang dianggap sebagai destinasi wisata halal global adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, dan Sumatera Barat. Padahal sebenarnya masih banyak wilayah lain yang menyimpan potensi wisata halal, salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan dua wilayah destinasi wisata syariah yang mempunyai banyak obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi," kata pemerhati wisata halal, Unggul Priyadi, saat berbicara dalam diskusi bertajuk 'Peluang dan Potensi Wisata Halal di DIY' di Yogyakarta, Sabtu (20/5) kemarin.
Sayangnya, kata dia, selama ini konsep pariwisata syariah belum begitu dikenal jelas. Padahal, kalau mau digarap secara serius maka ke depannya wisata syariah bisa menjadi bisnis menarik. Apalagi, lanjut dia, DIY memiliki banyak industri kreatif yang bisa mengembangkan potensi wisata syariah.
Menurut Unggul, salah satu potensi pengembangan wisata syariah ini terletak pada banyaknya desa wisata di provinsi ini. Saat ini, terdapat 65 desa wisata di DIY. Dari jumlah tersebut, desa wisata terbanyak terdapat di Kabupaten Sleman dengan jumlah 29 desa.
"Seandainya desa-desa wisata itu bisa mendeklarasikan diri sebagai desa wisata halal maka dampaknya bisa luar biasa," kata Unggul.
Ia menjabarkan, salah satu manfaat berkembangnya desa wisata tersebut di antaranya adalah berkurangnya kemacetan di pusat kota Yogyakarta. Selama ini, kemacetan saat libur panjang tersentralisasi di wilayah kota seperti Malioboro dan Tugu Yogyakarta. "Kalau nantinya destinasi para wisatawan tersebut bisa terpecah ke desa-desa wisata tersebut maka Malioboro bisa menjadi kawasan yang nyaman," kata pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) itu.