Kamis 24 Aug 2017 07:41 WIB

Ini Alasan Muslim Edutrip Selalu Diawali Subuh Berjamaah

Rep: Harun Husein/ Red: Irwan Kelana
Peserta Korea Muslim Educational Trip (Komet) melaksanakan shalat Subuh berjamaah dan mendengarkan kuliah tujuh menit (kultum) di hotel tempat mereka menginap, di Seoul, Korea Selatan.
Foto: Harun Husein/Republika
Peserta Korea Muslim Educational Trip (Komet) melaksanakan shalat Subuh berjamaah dan mendengarkan kuliah tujuh menit (kultum) di hotel tempat mereka menginap, di Seoul, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL  --  Sudah tiga hari berlangsung, program Korea Muslim Educational Trip (Komet) selalu dimulai sangat dini. Ya, kegiatan Komet yang digelar Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) memang dimulai saat fajar mereka, karena diawali dengan shalat Subuh berjamaah. Shalat fajar tersebut tertera eksplisit dalam rencana perjalanan (itinerary) Komet yang berlangsung 21-26 Agustus 2017.

Wartawan Republika Harun Husein yang juga ikut dalam rombongan Komet tersebut, melaporkan dari Seoul, pada Kamis (22/8) hari ini, shalat subuh berjamaah diikuti sepertiga dari total 30-an peserta Komet. Shalat Subuh berjamaah ini dilaksanakan di restoran The Designer Hotel LYJ -- tempat para peserta Komet menginap, yaitu Joie de Vivre Cafe & Restaurat. Restoran yang dipersilakan dipakai untuk shalat berjamaah itu, terletak di basement lantai satu hotel yang yang berlokasi di kawasan Gangnam, Seoul, Korea Selatan.

Shalat Subuh berjamaah tadi pagi diimami oleh salah seorang peserta Komet, yaitu Dadang Khoerudin, dari perusahaan travel PT Mihrab Qalbi. Dalam kuliah tujuh menit (kultum) usai shalat subuh, Sang Ustadz menyampaikan keutamaan memulai aktivitas di pagi hari. “Dalam hadits riwayat Bukhari-Muslim, setiap hari Rasulullah berdoa ’Allahumma baarik li ummati  fii bukuriha’. Ya Allah berkahilah ummatku pada pagi hari mereka. Doa Nabi yang makbul tersebut berlaku sepanjang zaman atas umatnya,” paparnya.

Kendati tak seluruh peserta Komet mengikuti shalat Subuh berjamaah, Chairman IITCF, Priyadi Abadi, mengaku bersyukur. “Karena yang mengikuti shalat Subuh berjamaah ini lebih banyak dibanding sehari sebelumnya. Kita pelan-pelan saja,” katanya.