REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan memaknai perayaan Hari Ulang Tahun ke-69 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2014 sebagai momentum membangkitkan semangat untuk terus berjuang mensejahterakan rakyat.
"Saya lihat bahwa negara kita memasuki babak baru yaitu dalam berdemokrasi ke arah yang semakin dewasa. Semua komponen harus lebih siap lagi mengisi kemerdekaan dengan kerja keras untuk menyejahterakan rakyat," kata Dahlan, usai menjadi Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Kemerdekaan RI di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Ahad.
Menurut Dahlan, sesungguhnya Kemerdekaan RI yang ke-69 saat ini bisa dikatakan masih nisbi muda dibanding negara-negara lain yang merdeka sudah lebih dari ratusan tahun.
Namun, ujarnya, sebaiknya jangan terlalu berlindung pada usia muda tersebut, karena masih banyak tugas dan masih panjangnya perjalanan bangsa Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa kemerdekaan itu bisa dikaitkan dengan momentum pelaksanaan pesta demorasi Pemilihan Umum.
"Ketika Pemilu pertama tahun 1971 yang masih formalistis, bisa disebut sebafai Pemilu yang sebenarnya. Agar kita bisa dibilang negara demokrasi maka harus ada Pemilu," ujarnya.
Seiring perjalanan waktu dan setelah demokrasi mulai beranjak dewasa, tambah mantan Dirut PT PLN ini, tenyata Indonesia mampu mengejar berbagai ketertinggalan.
"Kesejahteraan rakyat sudah mulai terlihat. Sekarang bisa disebut separuh penduduk kesejahteraannya meningkat, tidak lagi miskin," tegas Dahlan.
Untuk itulah dijelaskannya, pemerintahan baru ke depan tetap harus konsisten mengambil langkah menyeluruh untuk membangkitkan dan memerdekakan penduduk yang belum masuk ke kelas menengah ke atas itu.
Namun, ketika ditanya lebih detil soal kemerdekaan, Dahlan hanya mencontohkan pada hal-hal sederhana tapi mutlak harus dicapai.
"Tidak lagi impor garam, pupuk mudah diperoleh, obat-obat mudah dan murah didapat. Pokoknya semua yang terkait dengan kebutuhan dan fasilitas rakyat dapat dinikmati dengan mudah," tuturnya.
Ia pun memastikan, yang penting tercipta kemandirian industri dan kemerdekaan dari tekanan impor.