REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Dandim 1304 Gorontalo Letkol Inf Blasius Popilus minta maaf atas insiden pengibaran bendera "setengah tiang" yang terjadi saat HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-69 di rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Ahad. Menurutnya, insiden tersebut terjadi tidak disengaja, melainkan akibat terkendala masalah teknis.
"Saya Letkol Infanteri Blasius Popilus Dandim 1304 selaku koordinator lapangan upacara HUT Proklamasi minta maaf atas insiden yang terjadi," ucapnya usai upacara.
Perwira menengah dua bunga melati itu menyatakan siap bertanggungjawab atas insiden tersebut. Menurutnya, tidak ada yang harus disalahkan selain dirinya selaku penanggungjawab.
Ia justru memuji sikap anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang dengan gagah telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
"Jika ada yang harus disalahkan, maka sayalah orangnya. Saya bertanggungjawab atas insiden ini," ujarnya dan mendapat tepukan tangan peserta serta undangan yang hadir.
Sementara itu Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan tak ada yang patut disalahkan. "Ini faktor teknis dan alam saja, saya yakin tidak ada yang menginginkan insiden seperti ini terjadi. Saya juga percaya semua sudah melakukan yang terbaik," ungkapnya.
Insiden itu terjadi ketika Pasikbra yang tengah menaikkan bendera tak mampu mengerek hingga ke puncak. Penyebabnya diduga adalah tali bendera tersangkut di katrol.
Meski sudah berupaya menurunkan kembali bendera, melipatnya dan mengibarkan untuk kedua kalinya namun upaya tersebut gagal.
Upacara tersebut dipimpin oleh Gubernur Gorontalo dan pembaca teks Proklamasi adalah Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Rustam Akili.
Sedangkan pembentang bendera adalah Prayoga Setya dari SMA I Tolangohula, pengerek bendera Sigit Prananta dari SMA Negeri I Gorontalo dan pembawa baki bendera Priscilia Laura Anastasya Pala yang merupakan siswi SMA Negeri III Gorontalo.
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id.
Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar,
berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras,
dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.