Home > >
Lokasi Ini Favorit Penjual Bendera Merah Putih
Senin , 11 Aug 2014, 14:45 WIB

enjual merapikan bendera dan umbul-umbul dagangannya di Makassar, Sulsel

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, pedagang bandera merah putih semakin marak dan menjamur. Para pedagang yang merupakan pedagang musiman ini sudah mulai mewarnai trotoar jalan raya sejak 2 minggu sebelum HUT RI.

Meski menghalangi pengguna jalan kaki, banyak pedagang terkesan cuek dan tak memperdulikannya.  Salah satu pedagang musiman bendera, Dasum Susanto (44) misalnya, dirinya sudah lebih dari 20 tahun berjualan bendera di trotoar jalan. Namun, dirinya mengaku tak pernah mendapati keluhan dari siapapun, termasuk pihak keamanan setempat.

Ancaman berjualan di trotoar jalan yang mengakibatkan terganggunya para pejalan kaki sebenarnya telah diatur dalam UU no 22 tahun 2009. Ancaman tersebut berisi pelarangan badan jalan dan trotoar sebagai tempat parkir dan usaha dalam bentuk apa pun. Jika terbukti melanggar, maka akan dikenakan denda hingga 250 ribu rupiah.

Larangan itu juga diatur dalam UU no 38 tahun 2004 serta Peraturan Pemerintah no 34 tahun 2006 tentang Jalan. Yakni terdapat ancaman 18 bulan penjara atau denda Rp. 1,5 miliar bagi setiap orang yang sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan dan trotoar.

Namun, terbiasanya para pedagang musiman yang membuka lapak di trotoar jalan setiap tahunnya, membuat mereka tidak merasa ketakutan bahkan terancam. Dengan alasan memanfaatkan moment mereka tetap berjualan di tempat yang sama seperti tahun sebelumnya.

"Takut juga tapi ya biasa aja sih, da udah biasa disini, tiap tahun juga", kata Ciway(17) salah satu pedagang musiman bendera yang ada di jalan Supratman, Senin (11/8).

Ciway  mengaku keberadaan lapaknya sudah terlindungi oleh pihak setempat yang sudah memberinya izin berdagang. Ia yang baru lulus SMA ini memanfaatkan moment HUT RI dengan meneruskan lapak tetangganya yang sudah 4 tahun lalu bedagang di sepanjang jalan Supratman.

Tak hanya Ciway, pedagang lainnya yang tersebar di sekitar jalan Supratman pun masih merasa aman-aman saja.

Redaktur : Agung Sasongko
Reporter : mj05
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar