REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar peringatan Peristiwa Rengasdengklok yang salah satunya dengan menggelar konvoi mobil kuno dari berbagai merek dari halaman Kemenpora Jakarta menuju Rengasdengklok, Jawa Barat, Sabtu (16/8).
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo usai melepas konvoi mobil kuno mengatakan, konvoi tidak hanya sebagai napak tilas perjuangan pemuda-pemuda Indonesia saat menyiapkan kemerdekaan, juga sebagai media untuk penulisan kembali cerita sejarah para pendiri bangsa.
"Rengasdengklok merupakan tempat bersejarah dimana sekelompok pemuda mendesak untuk sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan. Desakan itu diwujudkan melalui peristiwa "penculikan" Bung Karno dan Bung Hatta ke sebuah rumah yang dimiliki oleh Djiaw Ki Siong di Rengasdengklok," kata Roy Suryo.
Menurut dia, ada tiga pemuda yang sangat getol dalam memperjuangkan hal ini yaitu Chaerul Saleh, Sukarni dan Wikana. Dari tiga pemuda tersebut, yaitu Wikana yang akhirnya menjadi Menpora pertama setelah era kemerdekaan Indonesia.
Untuk itu, kata dia, Kemenpora akan terus mengapresiasi perjuangan salah satu pemuda yang berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia itu. Peristiwa Rengasdenglok 1945 juga tidak boleh dilupakan oleh seluruh bangsa Indonesia. "Foto beliau hingga saat ini masih terpajang di lantai tiga Kemenpora," katanya menambahkan.
Konvoi mobil kuno dalam rangkaian peringatan Peristiwa Rengasdengklok diikuti puluhan mobil kuno dari berbagai merek yang tergabung dalam Persatuan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI). Bahkan Menpora dengan fasih memberi komentar tentang tahun kelahiran dan karakter mobil-mobil yang dilepas.
"Mesinnya sudah ganti Isuzu neh," kata Menpora saat mengomentasi salah satu mobil kuno dengan merek Jeep itu. Komentar pria yang juga pehobi mobil kuno itu langsung mengundang tawa para peserta.
Setelah dilepas di halaman Kemenpora, konvoi mobil kuno itu langsung bergerak masuk tol dalam kota dan dilanjutkan tol Cikampek dan selanjutnya menuju Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id.
Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar,
berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras,
dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.