Home > >
Bila Dokter Menjadi Petugas Upacara HUT Kemerdekaan
Ahad , 17 Aug 2014, 14:53 WIB

Dokter. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Edy Setiyoko

SOLO -- Dokter Rumah Sakit Umum (RSU) Kasih Ibu Solo tak bertugas melayani pasien. Bertepatan dengan upacara bendera Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke-69, Ahad (17/8) kemarin, seluruh tenaga dokter menjadi petugas upacara.

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-69 Republik Indonesia dilakukan hampir seluruh lapisan masyarakat, Minggu (17/8). Tak terkecuali kalangan medis turut memeringati Hari Proklamasi Kemerdekaan di sela kesibukan melayani pasien.

Seluruh petugas upacara mulai pengibar bendera, pembaca teks UUD 1945, komandan upacara, hingga dirigent, seluruhnya merupakan dokter di RS yang terletak di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Semua dokter dan perawat mengikuti upacara Peringatan Kemerdekaan RI di halaman setempat

“Seluruh petugas upacara adalah dokter di rumah sakit. Kami ingin semua terlibat, baik dokter dan perawat. Kami juga ingin menunjukkan, dokter tidak sekadar melayani dan mengobati pasien. Juga mampu menunjukkan semangat nasionalisme yang tinggi,” kata Direktur RS Kasih Ibu, Dr Sugandi Hardjanto, SpB.

Pelaksanaan upacara peringatan HUT Kemerdekaan dengan dokter sebagai petugas upacara ini sudah dilakukan kali ketiga di RS Kasih Ibu.

Dua tahun sebelumnya, HUT RI ke 67 dan 68, juga sudah dilakukan. Dokter bertindak sebagai petugas upacara merupakan sosok penting dalam rumah sakit, seperti wakil direktur berbagai bidang.

Sugandi mengakui, dokter petugas upacara bendera melakukan beberapa kali latihan. Ini agar dapat bertugas dengan baik saat berlangsung upacara bendera.

Menurut Sugandhi, kurang lebih empat kali latihan. Upacara ini juga untuk membantah anggapan, dokter hanya memikirkan soal mencari uang. Ternhyata meraka juga memiliki semangat nasionaliosme yang tinggi juga.

Ihwal harapan pelaksanaan upacara HUT Kemerdekaan RI, Sugandhi menyatakan, ''pelaku kesehatan berharap pemerintah mampu meningkatkan kesehatan masyarakat,'' ujarnya menjelaskan.

Redaktur : Damanhuri Zuhri
Reporter :
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar