REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 tahun, berlangsung khidmat di lapangan Kantor Balai Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Ahad (17/8).
Namun, tak seperti upacara Agustusan di tempat lain, ada yang unik dalam pelaksanaan upacara tersebut. Sang pemimpin upacara, Muhamad Syahri Romdhon, mengenakan pakaian layaknya seorang pejuang.
Sedangkan pembawa bendera Merah Putih, Try Lestari, mengenakan pakaian kebaya putih. Keunikan itu tak hanya pada pakaian yang mereka kenakan, namun pada status mereka yang ternyata pasangan calon pengantin.
Hari itu, mereka memang akan mengukuhkan janji suci sebagai suami istri dalam ikatan pernikahan. Sebagai bentuk penghormatan terhadap Hari Kemerdekaan, mereka rela melaksanakan upacara bendera sebelum akad nikah dilangsungkan.
Upacara itupun diikuti pihak keluarga kedua mempelai, aparat desa, maupun warga setempat. Usai upacara pengibaran bendera merah putih, mereka menuju mushola desa setempat.
Di situlah kedua insan yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun tersebut melangsungkan akad nikah hingga akhirnya sah sebagai suami istri.
Dalam akad nikah itu, pengantin pria menyerahkan mas kawin berupa uang sebesar Rp 1.782.014. Besaran mas kawin itu sesuai dengan tanggal pernikahan mereka.
''Kami sengaja memilih hari pernikahan pada 17 Agustus sebagai bentuk penghormatan terhadap Hari Kemerdekaan,'' ujar pengantin pria yang akrab disapa Aray itu.
Aray menyatakan, momentum hari kemerdekaan juga berarti perjuangan bersama sang istri menuju pelaminan. Selain itu, juga melambangkan perjuangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka kelak.
Selain menggelar upacara bendera dan mengenakan kostum pejuang, pernikahan Aray dan Try juga diwarnai keunikan lain. Setiap tamu undangan yang hadir diberi satu bibit pohon. Dengan bibit pohon ini, keduanya berharap para undangan menanamkannya dan menghijaukan lingkungan masing-masing.
Tak hanya itu, pernikahan mereka pun diwarnai hiburan berupa lomba khas 17 Agustus bersama warga dan penampilan badut kemerdekaan. Ditambah lagi, penampilan musik rakyat yang menambah semarak acara pernikahan unik tersebut.
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id.
Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar,
berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras,
dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.