REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-69, warga sekitar Kalimalang, Jakarta Timur, merayakannya dengan mengadakan lomba panjat pinang. Tapi, tak seperti biasanya dengan pohon pinang berdiri tegak di atas tanah, warga sekitar Kalimalang menggelarnya di tengah sungai.
Pinang-pinang yang akan dipanjat tertancap miring 45 derajat ke arah tengah kali. Meski tak vertikal, para pemanjat pun ternyata terlihat kesulitan memanjat pinang dengan berbagaimacam hadiah tersebut.
Tidak jarang para pemanjat terjatuh dan langsung tercebur ke dalam sungai, hal ini membuat para pemanjat semakin kesulitan dengan basahnya tubuh mereka.
"Sulit sekali mas, bahkan lebih mudah jika di atas tanah," ungkap Mardi salah satu pemanjat pinang dari Lampiri, RW 05, Duren Sawit Jakarta Timur.
Ditambah lagi, lumuran pelumas yang memenuhi pinang membuat Mardi beserta tujuh kawannya kesulitan meraih hadiah-hadiah diujung pinang. "Ada oli sama gemuk (cairan kental yang biasa digunakan untuk melumasi rantai kendaraan) jadi tambah susah mas," kata Mardi dengan tubuh kotor berlumuran lumpur.
Selain itu, lelaki berumur 38 tahun tersebut mengaku jika pinang dengan kemiringan seperti ini membuat keseimbangan pemanjat yang saling bahu membahu menjadi lebih susah dibandingkan dengan pinang yang yang tertancap vertikal di tanah.
"Justru lebih susah kaya gini, kalo lurus pijakan kaki lebih kuat, jadi bisa orang yang di bawah bisa nahan yang atas, kalo miring gini keseimbangannya susah, goyah terus," ujar Mardi.
Teriakan-teriakan warga yang menonton seketika bergemuruh saat Mardi dan kawan-kawan hendak mencapai puncak. Namun, seketika pada tertawa dicampur dengan teriakan kecewa ketika pemanjat gagal dan jatuh kembali.