REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test keempat calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) digelar di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (5/6). Masing-masing calon diberi waktu 15 menit untuk mempresentasikan program maupun profilnya di depan anggota Komisi XI DPR.
Salah satu calon Ketua DK OJK Wimboh Santoso memaparkan tentang stabilitas sistem keuangan menuju pembangunan berkeadilan. Menurutnya, untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, harus mempertimbangkan sinergi antarlembaga.
"Ada beberapa dinamika yang diperdalam agar tidak terjadi risiko sistemik," ujarnya di saat presentasi, di depan Komisi XI DPR, Senin, (5/6). Pemetaan tantangan pergerakan sektor jasa keuangan pun penting, kata dia, untuk memberi gambaran mengenai kebijakan yang diperlukan ke depan.
"Jika saya terpilih menjadi Ketua DK OJK, kami akan bersinergi dengan kebijakan pemerintah agar terjadi sinkronisasi," tutur Komisaris Utama PT Bank Mandiri Tbk tersebut. Ia mengatakan, kebijakan itu meliputi fiskal, moneter, serta sektor riil.OJK, ia yang pernah menjabat sebagai direktur eksekutif di Dana Moneter Internasional (IMF) ini yakin, dengan pengalamannya bekerja di lembaga internasional tersebut, bisa menerapkan kebijakan atau peraturan tepat di OJK.
Wimboh juga menyatakan, akan meningkatkan akses keuangan atau inklusi untuk masyarakat di berbagai daerah tertinggal. "Tentunya akses sangat perlu, tapi sekarang tidak mungkin menghadirkan semua cabang secara fisik di daerah, tapi dengan adanya teknologi, itu memungkinkan," ujarnya.
Dia menuturkan, bila terpilih menjadi Ketua DK OJK akan membenahi penyebaran agen Laku Pandai dengan regulasi. Dengan begitu, keamanan dan profesionalitasnya bisa terjaga dan dapat disinergikan dengan ekonomi mikro. "Edukasi penting, karena kaitannya dengan investasi bodong. Ini time penting, jangan kehilangan momentum," kata Wimboh.
Jika tidak terpilih sebagai Ketua DK OJK, ia mengaku akan lebih memilih bekerja di luar OJK. "Pak Sigit bagus, kalau di dalam nanti sudah ada Pak Sigit, maka akan lebih baik bila saya berada di luar OJK. Untuk apa dua-duanya di dalam, lebih efektif kalau salah satu," ujarnya saat ditanya wartawan.