Rabu 30 May 2018 14:39 WIB

Ini Permintaan Jokowi ke PM Modi Soal Kelapa Sawit

Jokowi menawarkan India untuk investasi di Indonesia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Di sela-sela pelaksanaan KTT ASEAN-India, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Kamis (25/1).
Foto: dok. Biro Pers Istana Negara
Di sela-sela pelaksanaan KTT ASEAN-India, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Kamis (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mengkaji kembali tarif produk kelapa sawit Indonesia. Hal ini disampaikan Jokowi saat pertemuan bilateral dengan PM Modi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (30/5).

"Secara khusus saya juga meminta perhatian PM Modi terkait tingginya tarif atas produk kelapa sawit di Indonesia. Dan beliau tadi menyanggupi untuk melihat dari masalah-masalah yang tadi kita sampaikan," ujar Jokowi dalam konferensi pers bersama di Istana Merdeka.

Jokowi menyampaikan, India merupakan mitra dagang ekspor terbesar Indonesia di Asia Selatan dan Tengah dengan nilai ekspor hampir mencapai 15 miliar dolar AS. Selain itu, jumlah wisatawan India juga meningkat hingga 28 persen. Pada 2017, tercatat jumlah wisatawan India mencapai 500 ribu orang.

Sedangkan, penerbangan Indonesia-India juga tercatat meningkat dalam kurun waktu dua tahun. "Meningkat dari tidak ada menjadi 28 kali per minggu," kata dia.

Ia pun menyambut baik dibukanya penerbangan langsung maskapai Garuda Indonesia dari Bali ke Mumbali pada April 2018. Menurut dia, potensi konektivitas perhubungan udara sangatlah besar. Karena itu, Jokowi meminta PM India untuk mengkaji kembali penambahan jumlah penerbangan.

"Potensi konektivitas udara sangatlah besar dan kita berharap kiranya dapat dipertimbangkan kembali penambahan jumlah hak angkut sehingga mencerminkan perkembangan intraksi ekonomi," jelas Jokowi.

Kepada PM Modi, Jokowi juga berharap negosiasi regional comprehensive economic partnership dapat rampung pada 2018. Sehingga, perekonomian kedua negara semakin terbuka.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga menawarkan investasi India di Indonesia di bidang infrastruktur seperti pelabuhan, bandara, industri farmasi, dll.

"Khususnya obat yang belum dapat diproduksi di Indonesia," tambahnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertemuan bilateral antara Indonesia dan India membahas beragam hal menyangkut aspek ekonomi. Topik bahasan terkait kerja sama ekonomi Indonesia-India menyangkut persoalan kelapa sawit hingga impor daging.

"Ini kerja samanya luas di semua aspek. Kalau di ekonomi mulai dari persoalan kelapa sawit, bahan baku farmasi, kita juga punya kerja sama impor daging dari India. Mereka juga menawarkan beberapa macam lagi yang lain," kata mantan gubernur Bank Indonesia tersebut.

Namun, Darmin belum bisa menyampaikan perkembangan dan realisasi dari kerja sama bilateral Indonesia-India karena masih pembahasan tahap awal.

Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 29-31 Mei 2018. Melalui kunjungan tersebut, pemerintah Indonesia menjajaki peningkatan hubungan kerja sama bilateral dengan India kepada kemitraan strategis komprehensif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement