REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BMW Group Indonesia menyatakan hingga saat ini belum terpengaruh atas penguatan nilai tukar mata uang dolar AS terhadap rupiah. Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'tania, mengatakan BMW dan Mini di Indonesia tidak terpengaruh kenaikan nilai tukar dolar AS karena transaksi mereka dengan pemasok di Eropa menggunakan mata uang euro.
"Kalau bicara operasi bisnis di Indonesia, sebagian besar menggunakan mata uang euro. Jadi jika bicara dampak pasti ada, namun BMW melakukan beragam strategi untuk bisa meminimalisir dampak itu," kata Jodie O'tania pada peluncuran Mini Countryman rakitan lokal di Sunter, Jakarta Utara, Kamis (6/9).
"Meski tidak semua transaksi, beberapa ada yang menggunakan dolar tapi mengacu pada proses produksi yang panjang, bisa kami lihat sebagian besar masih menggunakan euro," kata Jodie.
Lebih lanjut, Jodie mengatakan bahwa BMW Group Indonesia sejauh ini tidak berencana menaikkan harga karena 80 persen kendaraan yang dijual di Indonesia merupakan rakitan lokal. "80 persen yang dijual di Indoensia merupakan rakitan lokal," katanya.
"Yang pasti tidak ada pengaruh terhadap harga jual kendaraan BMW maupun Mini. Belum ada perubahan hingga saat ini," katanya kemudian menjelaskan bahwa terdapat enam model BMW yang diproduksi lokal di Indonesia antara lain BMW X1, X3, X5, Seri 3, Seri 7, dan Seri 5.
Di sisi lain, ia mengatakan memang masih ada konsumen yang membeli BMW versi impor kendati jumlahnya sangat terbatas karena ragam varian BMW buatan lokal yang sudah cukup banyak.