Rabu 30 Jan 2019 19:09 WIB

BRI Catat Laba Bersih Rp 32,4 Triliun

Penyaluran kredit BRI terhadap segmen UMKM tercatat sebesar Rp 645,7 triliun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama PT Bank BRI Suprajarto (kiri)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Direktur Utama PT Bank BRI Suprajarto (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat laba bersih Rp 32,4 triliun pada 2018. Jumlah tersebut naik 11,6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017 sebesar Rp 29 triliun.

Direktur Utama Bank BRI Suprajarto mengatakan salah satu pendorong profitabilitas yakni penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terus meningkat. Hingga akhir Desember 2018, portofolio penyaluran kredit BRI terhadap segmen UMKM tercatat sebesar Rp 645,7 triliun.

"Ini setara 76,5 persen dari total penyaluran kredit BRI," kata dia dalam paparan kinerja BRI di Kantor BRI, Jakarta Pusat, Rabu (30/1).

Angka ini lebih tinggi dibandingkan proporsi kredit UMKM BRI di akhir tahun 2017 sebesar 75,6 persen. Ia menambahkan, hal tersebut selaras dengan strategi perseroan yang terus fokus memberdayakan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan menyediakan akses permodalan terhadap pelaku UMKM di Indonesia. 

Untuk simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI di akhir Desember 2018 tercatat Rp 944,3 triliun. Tumbuh 12,2 persen secara dari tahun ke tahun. Aset BRI pun terkerek di angka Rp 1.296,9 triliun, tumbuh 15,2 persen dibandingkan posisi Desember 2017 sebesar Rp 1.126,2 triliun. 

Faktor lain pendorong profitabilitas Bank BRI yakni mampu meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis. Tercermin dari penurunan BOPO, dari 70,7 persen pada akhir Desember 2017, menjadi 70 persen pada akhir 2018.

Selain itu, struktur dana murah (CASA) BRI meningkat dari 59 persen di akhir tahun 2017 menjadi 60,1 persen pada Desember 2018. Rasio lainnya, yakni LDR BRI berada di angka cukup ideal di kisaran 89,3 persen dengan CAR 21,3 persen. 

"Bank BRI berhasil mempertahankan kinerja positif yang berkelanjutan di tengah kondisi ekonomi yang cukup menantang sepanjang tahun 2018," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement