Kamis 01 Jun 2017 21:07 WIB

Kemendag Pasok 20 Ton Bawang Putih ke Pasar-Pasar di Jakarta

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Warga membeli bawang putih saat dilaksanakananya operasi pasar komoditas bawang putih di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (1/6).
Foto: Republika/Prayogi
Warga membeli bawang putih saat dilaksanakananya operasi pasar komoditas bawang putih di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan melakukan operasi pasar dengan memasok 20 ton bawang putih untuk disebar di empat pasar tradisional di Jakarta, yakni Pasar Inpres Senen, Pasar Minggu, Pasar Klender dan Pasar Tomang, Kamis (1/6). Operasi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menstabilkan harga.

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antarlenbaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan Eva Yuliana menjelaskan barang yang dipasok dalam operasi pasar kali ini adalah bawang putih impor jenis honan, atau biasa disebut pedagang sebagai bawang banci. Komoditas tersebut berasal dari Cina yang didatangkan sejumlah importir swasta.

Oleh Kemendag, bawang putih dijual ke pedagang dengan harga Rp 27 ribu per kilogram atau Rp 540 ribu per karung. "Semua pedagang yang beli hari ini kita catat. Besok kita cek dia jual berapa," ujar Eva, yang memantau jalannya operasi pasar di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Sambil melayani pedagang yang antre membeli bawang putih, Eva juga mengimbau mereka untuk menjual bahan pangan tersebut dengan harga yang wajar. Ia menyarankan agar pedagang menjual bawang putih dari operasi pasar dengan harga tidak lebih dari Rp 30 ribu per kilogram. "Kalau dikupas sedikit boleh dijual Rp 32 ribu," ujarnya.

Selain menjual ke pedagang, operasi pasar Kemendag juga menyasar langsung ke konsumen. Bedanya, untuk konsumen, bawang putih dilepas dengan harga Rp 29 ribu per kilogram, selisih Rp 2.000 dibanding harga yang diberikan pada konsumen.

Eva melanjutkan, operasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan sengaja menyasar pasar ecer karena harga di Pasar Induk Kramat Jati dinilai sudah cukup terkendali. "Kita tidak ingin ada disparitas harga yang terlalu jauh antara Pasar Induk dengan pasar ecer. Makanya hari ini kita masuk ke pasar ecer."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement