REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur lebih dari enam hingga delapan jam setiap hari bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga berujung kematian. Sebuah studi global dirilis European Heart Journal melaporkan tidur terlalu banyak 41 persen meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan penyakit lainnya.
Studi ini menarik perhatian sebab ruang lingkup data diambil dari 116.613 peserta berusia 35-70 tahun dari 21 negara. Mereka diteliti selama tujuh tahun dan delapan bulan. Dari jumlah tersebut, peneliti mencatat terjadi 4.381 peserta meninggal dan 4.365 peserta menderita penyakit kardiovaskular.
Peserta yang meninggal dan berisiko penyakit tercatat tidur kurang dari enam jam sehari dan ada yang tidur lebih dari delapan jam sehari. ROLers, jika Anda masuk dalam kategori ini, jangan panik dulu.
Peneliti belum memasukkan kondisi yang mendasari partisipan untuk tidur singkat tau tidur berlebihan sehingga memicu masalah jantung dan kematian. Ada kabar baik untuk Anda bahwa tidur siang bisa menyelamatkan hidup.
"Tidur siang hari bisa mengimbangi kurang tidur di malam hari dan mengurangi risiko di atas," tulis pimpinan penelitian, Chuangshi Wang, dilansir dari Enterpreneur, Kamis (13/12).
Meski hasil penelitian ini belum sepenuhnya membuktikan hubungan sebab akibat, spesialis jantung di British Heart Foundation, Julie Ward mengatakan kurang tidur adalah kebiasaan tidak sehat. Sedikit tidur di malam hari juga memicu tidur terlalu lama di siang hari.
"Kurang tidur bisa mengarah ke kondisi kronis, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, stroke, bahkan depresi," katanya.
Anda sebaiknya mengubah gaya hidup dengan teratur tidur di jam yang sama setiap malam dan bangun di jam yang sama setiap pagi. Matikan televisi, perangkat komputer, dan gadget yang bisa memicu mata sulit terpejam.