REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyatakan kebijakan "kesabaran strategisnya" terhadap Korea Utara (Korut) telah selesai. Amerika bahkan mengindikasikan kemungkinan untuk mengambil tindakan militer pencegahan terhadap Korut.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan pilihan sedang dipertimbangkan jika ancaman dari program senjata Korut mencapai tingkat yang membutuhkan itu, dikutip dari BBC, Sabtu (18/3). Selama kunjungan ke Korea Selatan, ia juga mengatakan Amerika menjelajahi berbagai langkah baru dalam diplomatik dan ekonomi.
Tillerson membela penyebaran sistem rudal AS di Korea Selatan. Langkah ini telah membuat marah China, namun Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan sistem ini diperlukan sebagai bentuk pertahanan terhadap agresi Korea Utara. Presiden AS Donald Trump mencuit Korea Utara telah "berperilaku sangat buruk" dan telah "mempermainkan" AS "selama bertahun-tahun". "China hanya melakukan sedikit untuk membantu!" Demikian kata Trump.
Tillerson mengeluarkan pernyataannya tak lama setelah mengunjungi zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Ia tiba di Korea Selatan dari Jepang, di mana ia mengatakan bahwa 20 tahun upaya yang dirancang untuk membujuk Korea Utara untuk meninggalkan ambisi nuklirnya telah gagal.
Ditanya apakah kemungkinan untuk aksi militer ada, ia berkata: "Tentu saja kita tidak ingin menjadi konflik militer." Namun dia menambahkan: "Jika mereka meningkatkan ancaman program senjata mereka ke tingkat yang kami percaya membutuhkan tindakan, maka pilihan tersebut tersedia,"
Korea Utara telah melakukan uji coba nuklir dan rudal dalam beberapa tahun terakhir, dan mengatakan hal tersebut dekat dengan menguji rudal jarak jauh yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan mencapai US.