REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Marinda Puspita, Mahasiswi London School of Public Relation
Tanggal 9 juli 2014 adalah hari saat masyarakat serentak memilih calon presiden dan wakil presiden Indonesia. Sebagian pemilih mungkin sudah memiliki jagoannya masing-masing, atau masih banyak juga yang masih bingung menentukan pilihannya.
Indonesia memiliki dua kandidat capres dan cawapres yang pada tanggal 1 juni 2014 kemarin sudah mengambil nomor urut masing- masing. Nomor urut 1 adalah pasangan Prabowo Sugianto – Hatta Rajasa. Nomor urut 2 adalah pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla.
Ketegangan tentu bukan milik capres dan cawapres saja dalam menanti momen pemilihan presiden Juli mendatang. Sebagian masyarakat Indonesia juga meraskan hal sama. Terutama mereka yang sudah memiliki pilihan masing-masing karena mereka menaruh harapan yang besar terhadap kandidat yang akan mereka pilih.
Pada tanggal 3 juni 2014 kemarin, masing-masing kandidat calon presiden sudah menyampaikan pidato deklarasi perdamaian yang berisikan bahwa kedua kandidat capres dan cawapres akan bersaing secara sportif dan bersih. Prabowo Sugianto menyampaikan kepada tim pendukungnya bahwa mereka harus mengutamakan persaingan sehat dan bersih. Beliau juga mengutarakan bahwa apapun keputusan atau pilihan masyarakat Indonesia, itulah yang terbaik dan beliau menghormatinya.
Senada dengan Prabowo, Jokowi menyampaikan bahwa dalam masa kampanye nanti masing-masing calon presiden dan wakil presiden harus bisa bersaing sportif tanpa adanya kampanye hitam dan intimidasi. Beliau juga menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia bisa bebas memilih sesuai hati nurani.
Dari apa yang disampaikan kedua capres tersebut diharapkan kampanye yang sudah mulai berjalan saat ini dapat terorganisir dengan baik. Karena harapan masyarakat adalah kedua capres – cawapres bisa mengedepankan visi dan misi mereka dalam berkampanye.
Kedua capres dan cawapres harus meyakinkan masyarakat agar mereka bisa lebih percaya bahwa Indonesia masih memiliki harapan besar dari sosok seorang pemimpin masa depan yang bisa mengubah Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan sejahtera dalam hal perekonomian, pedidikan, dan dalam segala hal.
Mungkin bagi sebagian orang pernyataan ini terlalu klasik atau bahkan terlalu muluk-muluk, tetapi jika kita sebagai masyarakat Indonesia tidak bisa menentukan kriteria untuk calon pemimpin yang baik, jujur, adil, dan bermartabat, bagaimana Indonesia bisa memiliki masa depan?
Karena, ini adalah hak kita sebagai masyarakat Indonesia untuk menentukan sosok pemimpin yang baik dan pemimpin yang mampu membuat Indonesia memiliki masa depan.
Saat ini masyarakat Indonesia sudah semakin jeli untuk menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing kandidat capres dan cawapres.
Masyarakat pun lebih berhati-hati dalam memutuskan siapa yang akan mereka pilih pada saat pemilu bulan juli nanti.
Karena, yang terpenting ialah siapapun yang akan terpilih menjadi presiden dan wakil presiden harus bisa mementingkan kepentingan rakyat sesuai apa yang sudah dijanjikan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki masa depan.