Rabu 18 Jun 2014 03:03 WIB

Siapa Pun Presidennya, Dahulukan Kepentingan Rakyat

Debat Capres
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Debat Capres

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Marinda Puspita, Mahasiswi London School of Public Relation

Tanggal 9 juli 2014 adalah hari saat masyarakat serentak memilih calon  presiden dan wakil presiden Indonesia. Sebagian pemilih mungkin sudah memiliki  jagoannya masing-masing, atau masih banyak juga yang masih bingung menentukan pilihannya.

Indonesia memiliki dua kandidat capres dan cawapres yang pada tanggal 1 juni 2014 kemarin sudah mengambil nomor urut masing- masing. Nomor urut 1 adalah pasangan Prabowo Sugianto – Hatta Rajasa. Nomor urut 2 adalah pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Ketegangan tentu bukan milik capres dan cawapres saja dalam menanti momen pemilihan presiden Juli mendatang. Sebagian masyarakat Indonesia juga meraskan hal sama. Terutama mereka yang  sudah memiliki pilihan masing-masing karena mereka menaruh harapan yang besar terhadap  kandidat yang akan mereka pilih.

Pada tanggal 3 juni 2014 kemarin, masing-masing kandidat calon presiden sudah  menyampaikan pidato deklarasi perdamaian yang berisikan bahwa kedua kandidat capres dan cawapres akan bersaing secara sportif dan bersih. Prabowo Sugianto  menyampaikan kepada tim pendukungnya  bahwa mereka harus mengutamakan persaingan sehat dan bersih. Beliau juga mengutarakan bahwa apapun keputusan atau pilihan masyarakat Indonesia, itulah yang terbaik dan beliau menghormatinya.

Senada dengan Prabowo, Jokowi menyampaikan  bahwa dalam masa kampanye nanti masing-masing calon presiden dan wakil presiden  harus bisa bersaing sportif tanpa adanya kampanye hitam dan intimidasi. Beliau juga  menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia bisa bebas memilih sesuai hati nurani.

Dari apa yang disampaikan kedua capres tersebut diharapkan kampanye yang sudah  mulai berjalan saat ini dapat terorganisir dengan baik. Karena harapan masyarakat adalah  kedua capres – cawapres bisa mengedepankan visi dan misi mereka dalam berkampanye.

Kedua capres dan cawapres harus meyakinkan masyarakat agar mereka bisa lebih percaya  bahwa Indonesia masih memiliki harapan besar dari sosok seorang pemimpin masa depan  yang bisa mengubah Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan sejahtera dalam hal  perekonomian, pedidikan, dan dalam segala hal.

Mungkin bagi sebagian orang pernyataan  ini terlalu klasik atau bahkan terlalu muluk-muluk, tetapi jika kita sebagai masyarakat  Indonesia tidak bisa menentukan kriteria untuk calon pemimpin yang baik, jujur, adil, dan  bermartabat, bagaimana Indonesia bisa memiliki masa depan?

Karena, ini adalah hak kita sebagai masyarakat Indonesia untuk menentukan sosok pemimpin yang baik dan pemimpin  yang mampu membuat Indonesia memiliki masa depan.

Saat ini masyarakat Indonesia sudah semakin jeli untuk menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing kandidat capres dan cawapres.

Masyarakat pun lebih berhati-hati dalam memutuskan siapa yang akan mereka pilih pada saat pemilu bulan juli nanti.

Karena,  yang terpenting ialah siapapun yang akan terpilih menjadi presiden dan wakil presiden harus bisa mementingkan kepentingan rakyat sesuai apa yang sudah dijanjikan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki masa depan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement