Kamis 01 Jun 2017 13:24 WIB

Pancasila Kita Semua

Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak *)

Pancasila adalah Kesepakatan bersama kita sebagai bangsa dan negara. Bahkan, Muhammadiyah melalui Muktamar ke 47 di Makasar merumuskan, bahwa Pancasila adalah Darul Ahdi wa syahadah.

Darul Ahdi maknanya, negara tempat kita membuat kesepakatan nasional, negara yang berdiri atas dasar kesadaran kolektif bahwa kita majemuk atau beragam. Kesadaran kolektif atas keberagaman Indonesia itulah yang membuat tidak boleh ada kelompok yang merasa "paling", "superior", "kelompok nomor 1".

Maka, rajutan kesepakatan bersama itu tidak boleh diurai lagi dengan berbagai ideologi yang tidak bersesuaian bahkan mengancam Pancasila, sehingga merusak keIndonesiaan kita.

Pun, demikian sikap perdebatan dan mengklaim paling Pancasila terang merusak bangunan kesepakatan yang xudah ditata. Maka, perdebatan bahwa Pancasila 1 Juni yang merujuk pada pidato Bung Karno pertama kali menyebut Istilah Pancasila, dan Pancasila 22 Juni, dimana dikenal sebagai Piagam Jakarta, hasil kerja BPUPKI, dan Pancasila 18 Agustus hasil akhir dari kerja PPUPKI yang diketuai Ki Bagus Hadikosoemo, sebagai hasil akhir rumusan Pancasila saat ini yang kita gunakan.

Menurut saya, justru menunjukkan bahwa kita semua TIDAK PANCASILAIS. Pancasila adalah dasar yang hidup untuk menuju Indonesia yang kita cita-cita-kan, maka ketiganya, adalah PANCASILA, Pancasila kita semua.

Maka, berbahaya dan tidak baik, bila pergantian kekuasaan kemudian membuat tafsir tunggal terhadap Pancasila berdasarkan 3 tanggal rumusan Pancasila tersebut. Karena, bisa menyakiti golongan politik lainnya, yang sejatinya kita sedang mengkhianati keberagaman golongan dalam Indonesia, dan tentu itu adalah tindakan dan sikap yang bertentangan dengan Pancasila itu sendiri.

Darul Syahadah.

Bagi Pemuda Muhammadiyah, saat ini adalah momentum syahadah, yang bermakna pembuktian, mengisi dan berkarya setelah memiliki Indonesia yang Merdeka. Maka, bukan saatnya lagi mempertentangkan ideologi Negara. Apalagi berusaha merusak ideologi yang sudah dibangun bersama.

Momentum semua anak negeri untuk berkarya menuju Indonesia yang maju, makmur, adil dan bermartabat. Indonesia dimana kegembiraan selalu dihadirkan dalam keberagamannya. Bukan justru ditebar kecemasan-kecemasan yang menurunkan semangat produktivitas seluruh anak negeri. Jadi, Pancasila adalah milik kita semua dan kita semua adalah Pancasila, saatnya berkarya.

Salam...

*) Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement