Rabu 26 Aug 2015 17:49 WIB

Dua Pekan Jabatan Kapolda Bali Kosong

Rep: c07/ Red: Esthi Maharani
Neta S Pane
Foto: Ist
Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyayangkan posisi Kapolda Bali yang dibiarkan kosong lebih dari dua pekan oleh Kapolri Jenderal Badroeddin Haiti.

"Sudah 16 hari posisi Kapolda Bali kosong, hal ini tentu sangat disayangkan, seolah sangat sulit bagi Kapolri untuk menunjuk pejabat baru," kata Neta dalam siaran persnya, Rabu (26/8).

Padahal, sambung Neta, selama ini Mabes Polri selalu mengatakan kaderisasi di kepolisian berjalan cukup lancar dan profesional.

Menurut catatan IPW,  Irjen Ronny Sompie meninggalkan posisi sebagai Kapolda Bali sejak (10/8) dan dilantik menjadi Dirjen Imigrasi. Sejak itu posisi Kapolda Bali dibiarkan kosong. Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Bali tergolong sebagai daerah rawan karena pernah dua kali diterjadi teror ledakan bom.

"Jika tetap dibiarkan kosong, kemudian terjadi peristiwa besar di Bali, siapa yang harus bertanggungjawab. Untuk itu Kapolri diharapkan segera menunjuk Kapolda Bali yang baru, menggantikan Ronny Sompie," imbau Neta.

Dari pantauan IPW, lanjut Neta, Polri  memiliki banyak perwira yang potensial dan profesional untuk menjadi kapolda, terutama Kapolda Bali. Jangan sampai akibat alotnya tarik menarik di jajaran elit, penunjukkan Kapolda Bali menjadi sulit dan posisi Kapolda Bali dibiarkan kosong.

Selain Kapolda Bali, IPW melihat, sedikitnya ada 11 posisi kapolda dan posisi lainnya di Mabes Polri yang patut digeser. Hal ini diakibatkan perwira yang menjabat sudah menjelang pensiun dan pejabat yang ada sudah cukup lama menjabat sehingga perlu penyegaran.

Neta menegaskan, prioritas utama adalah menunjuk Kapolda Bali yang baru agar Kapolri tidak dianggap gagal melakukan kaderisasi, sehingga untuk menunjuk Kapolda Bali yang baru saja pun kesulitan karena tidak ada kader yang dinilai terbaik. "Padahal di Polri saat ini ada 250 jenderal mosok untuk menunjuk Kapolda. Bali saja tidak bisa," tutup Neta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement