REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengkonversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk seluruh angkutan umum di Ibu Kota. Sejauh ini, hal tersebut tengah dilakukan untuk beberapa jenis angkutan umum seperti bajaj dan mikrolet.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengatakan saat ini sudah ada 5000 bajaj BBG berwarna biru yang ada di Ibu Kota. Target operasi bajaj BBG ini sendiri adalah sebanyak 14 ribu unit.
"Sejauh ini pengkonversian terus berjalan. Nantinya PT Transportasi Jakarta (TJ) juga mengontrak perusahan-perusahaan umum jadi ini lebih mudah dilakukan," ujar kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar, Ahad (23/11).
Perusahaan-perusahaan yang mengelola angkutan umum di Ibu Kota akan dikontrak oleh PT TJ. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik terhadap masyarakat. Rencananya, perbaikan ini mulai diujicobakan pada 2015.
Tidak hanya mengkonversi ke gas, perbaikan layanan ini juga meliputi penerapan sistem rupiah per kilometer untuk setiap angkutan umum yang beroperasi di DKI Jakarta. Para pengemudi angkutan umum juga diberikan upah sebesar Rp 5 juta, atau senilai dua kali Upah Minimum Provinsi (UMP).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan gaji para pengemudi angkutan umum perlu ditingkatkan guna memaksimalkan pelayanan. Ia memperkirakan pada 2016, seluruh armada angkutan umum di Ibu Kota sudah menerapkan sistem rupiah per kilometer, seperti halnya TransJakarta.
"Jadi tahun depan kami uji coba beberapa operator bus trayek umum, ini TransJakarta yang monitor. Nanti juga angkutan ini semuanya menggunakan BBG," ujar Basuki atau yang akrab disapa Ahok.