REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati energi dari Jepang Tatsuo Doko menilai pemerintah perlu memaksimalkan potensi energi terbarukan karena yang dimanfaatkan baru empat persen.
"Indonesia perlu memaksimalkan potensi energi terbarukan karena termasuk yang terbesar di dunia, saat ini potensi yang baru dimanfaatkan sekitar lima persen," ujar Doko di Jakarta, Jumat (11/8).
Dia menyebutkan Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia yakni sekitar 40 persen. Hal itu dikarenakan, Indonesia berada pada jalur gunung api dunia.
Menurut Managing Director Toshiba Asia Pacific tersebut, Indonesia perlu melakukan bauran energi tidak hanya fokus pada energi fosil tetapi juga energi terbarukan seperti panas bumi.
"Kebutuhan energi dunia saat ini, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga ramah terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan pembangkit listrik yang memiliki teknologi batubara bersih yang memungkinkan pembangkit listrik tenaga uap dengan efisiensi tinggi".
Sebelumnya, Toshiba memiliki proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla Unit 1 yang sudah beroperasi pada Maret 2017. "Dari total kapasitas 330 MW, kami memasok 60 MW x 3 turbin uap dan panas bumi serta generator".
Selain itu, pihaknya baru-baru ini menggarap proyek turbin uap dan generator 2 x 1.000 Megawatt (MW) dan peralatan terkait serta gardu induk GIS 500 kiloVolt (KV) pada perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit 5 & 6 Tanjung Jati, Jepara, Jawa Tengah. Juga turbin air dan generator 2 x 45 MW pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Malea di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.