Ahad 27 May 2018 23:06 WIB

Pekan Kedua Ramadhan, Harga Kebutuhan Pokok Terus Naik

Komoditas yang alamni kenaikan harga di antaranya bawang merah, telur, dan ayam.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Harga Sembako Masih Stabil. Pedagang melayani pembeli di kios sembako di Pasar Tradisional, Jakarta, Ahad (27/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Sembako Masih Stabil. Pedagang melayani pembeli di kios sembako di Pasar Tradisional, Jakarta, Ahad (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Memasuki pekan kedua Ramadhan, harga beberapa kebutuhan pokok masih dirasakan mengalami kenaikan oleh pedagang maupun pembeli. Komoditas yang dirasakan kenaikannya signifikan di antaranya bawang merah, telur ayam dan ayam.

Pantauan Republika di salah satu pasar tradisional di Jakarta, tepatnya di pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, harga daging ayam naik menjadi Rp 40 ribu, bahkan ada yang menjual sampai Rp 45 ribu per ekor dari harga biasanya Rp 35 ribu. Kenaikan tersebut mulai dirasakan sejak satu bulan menjelang masuknya bulan Ramadhan

Salah satu pedagang ayam, Sukijo (66) mengungkapkan, ada penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga daging ayam yang mencapai Rp 5.000 hingga Rp 10 ribu tersebut. "Biasanya orang beli dua, sekarang beli satu," kata Sukijo saat ditemui di lokasi, Ahad (27/5).

Ia memprediksi, harga ayam akan tetap naik hingga Lebaran mendatang. Sebab, berdasarkan pengalaman di Lebaran sebelumnya, semakin memasuki Lebaran harga semakin merangkak naik.

"Naiknya kemungkinan sampai lebaran, biasanya kan gitu. Kalau dari distributornya mahal, ya kita juga gak bisa kurangin harganya," katanya.

Komoditas bawang merah juga mengalami kenaikan sebesar Rp 10 ribu per kg. Saat ini, harga bawang merah mencapai Rp 50 ribu yang biasanya hanya Rp 40 ribu per kg. Namun, tidak dengan bawang putih yang harganya masih tetap stabil diangka Rp 40 ribu per kg.

"Pas baru puasa pada naik. Bawang merah naik Rp 40 ribu per kilo naik jadi Rp 50 ribu. Bawang putih 40 ribu per kilo, gak ada kenaikan. Yang naik bawang merah saja," kata Jajar Delu (28), yang juga seorang pedagang di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan.

Namun, untuk sayuran harganya masih fluktuatif. "Sayuran biasa aja. Ada yang naik, ada yang gak. Wartel Rp 25 ribu biasanya Rp 20 ribu satu kilo. Kentang masih tetap Rp 16 ribu per kilo," tambahnya.

Sementara itu, harga daging sapi masih tetap berada di angka Rp 120 ribu per kg. Harga tersebut masih sama sejak memasuki bulan Ramadhan.

"Kalau daging masih tetap Rp 120 ribu. Sebelum puasa juga Rp 120 ribu. Gak ada kenaikan dan gak ada penurunan. Tetap aja segitu," kata salah satu penjual daging sapi, Andriyani (39).

Harga tersebut hanya untuk daging sapi lokal. Untuk daging sapi impor, hanya Rp 80 ribu per kg.

Harga beras saat memasuk pekan kedua Ramadhan ini belum dirasakan ada kenaikan oleh pedagang maupun pembeli. Pun dengan tepung terigu dan juga minyak goreng, harganya masih stabil, tidak ada kenaikan maupun penurunan.

"Beras gak ada kenaikan. Pas naik di bulan Februari, naiknya Rp 1.000 per liter, tapi sekarang sudah normal lagi," kata pedagang sembako Muhammad Sahrul Ramadhan (21).

Harga tepung terigu terpantau masih Rp 10 ribu per kg. Sedangkan minyak goreng Rp 15 ribu per kg. Harga kedua komoditas tersebut masih berada di angka normal, tidak ada kenaikan walaupun memasuki bulan Ramadhan.

Berbeda dengan telur, kenaikannya memang sangat dirasakan oleh pembeli maupun pedagang. Telur yang biasanya Rp 22 ribu per kg, sekarang naik menjadi Rp 26 ribu per kg.

Zaenal Abidin (40) yang merupakan pedagang telur mengeluhkan karena daya beli masyarakat tahun ini semakin berkurang dari tahun lalu. Hal tersebut menurutnya akibat harga telur yang merangkak naik, khususnya sejak memasuki bulan Ramadhan.

"Sekarang Rp 26 ribu per kilo. Normal biasanya Rp 22 ribu atau Rp 23 ribu. Daya beli masyarakat tahun ini memang agak berkurang. Tapi gak tahu kalau kita lihat dua pekan lagi (menjelang Lebaran)," kata Zaenal.

Akibat daya beli masyarakat berkurang, ia yang biasanya memperoleh pendapatan kotor mencapai Rp 4 juta per hari, sekarang hanya Rp 2 juta per harinya.

Tidak hanya pedagang, pembeli pun juga mengeluhkan adanya kenaikan beberapa komoditas pangan yang dijual di pasar tradisional. Salah satunya Maryani (67).

Maryani mengeluhkan harga bawang merah yang naik mencapai Rp 10 ribu per kg. Begitu pun dengan harga daging ayam dan juga telur ayam.

Walaupun begitu, Maryani tetap harus membeli karena komoditas tersebut merupakan kebutuhan pokok setiap hari. Namun, ia mengurangi pembeliannya yang biasanya membeli daging ayam dua ekor, sekarang menjadi satu ekor saja.

"Semua sih naik, bawang merah apalagi. Ayam naik juga. Tapi ya saya harus tetap beli, cuma dikurangi belinya. Kalau telur naiknya itu, sebelum puasa juga sudah naik. Sekarang Rp 28 ribu telur. Telur sih kerasa banget naiknya," kata Maryani.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement