Senin 23 Jul 2018 12:11 WIB

Ini Langkah Stasiun Manggarai Antisipasi Penumpukan Antrean

Sistem jemput bola dilakukan dengan mengantar tiket langsung kepada penumpang

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas memeriksa tiket kertas KRL Commuter Line calon penumpang di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memeriksa tiket kertas KRL Commuter Line calon penumpang di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun Manggarai menerapkan sistem jemput bola dalam pembelian tiket kereta. Hal tersebut dilakukan untuk mengurai penumpukan pengguna Commuter Line atau Kereta Rel Listrik (KRL) yang membeli tiket kertas.

Kepala Stasiun Manggarai Hendrik Muliyanto mengungkapkan, sistem jemput bola dilakukan dengan mengantar tiket langsung kepada pengguna KRL, oleh petugas stasiun. Sistem jemput bola hanya dilakukan jika saat terjadinya antrean yang panjang.

"Kalau kami lihat ada antrean panjang, kami akan jemput bola. Kita bawa tiket ke penumpang langsung," kata Hendrik di Stasiun Manggarai, Senin (23/7).

(Baca: Antrean Penumpang Sempat Mengular di Stasiun Pasar Minggu)

Hendrik menuturkan, untuk mengurai antrean panjang, pihaknya juga menambah loket manual. Ada tiga loket manual yang disiapkan untuk pembelian tiket pagi ini. Sebab, pagi merupakan jam sibuk dan juga sudah diprediksi akan terjadi antrean saat pembelian tiket. Namun, pihaknya sudah mengantisipasi hal tersebut.

Tidak hanya menerapkan sistem jemput bola, pihaknya pun juga menambah personel di gate stasiun. Tidak hanya personel dari internal Stasiun Manggarai saja, tapi jiga ada perbantuan personel dari pusat.

"Total personil internal dan juga pusat di gate-nya aja ada 16 orang untuk mengurai antrean. Biasanya kita paling dua passenger service, satu security dan satu di loket," tambahnya.

(Baca: Antran Panjang di Stasiun Bekasi Sisakan Sampah)

Untuk mengantisipasi penumpukan pada sore hari, pihaknya pun juga telah mempersiapkan berbagai hal. Di Stasiun Manggarai, sore hari pengguna akan lebih banyak masuk dari pada pagi hari.

"Nanti sore kita mempersiapkan untuk in (penumpang yang masuk ke stasiun Manggarai), karena presentasi in dan out Manggarai pagi dan sore itu lebih banyak pagi itu out-nya. Kalau sore banyak yang in," tambahnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, penambahan loket pembelian tiket bisa saja dilakukan. Tergantung situasi dan kondisi nantinya.

"Tapi kita enggak mau duga-duga, cuma kita antisipasi dan kita persiapkan semua. Kalau bisa kita buka sampai empat loket manual pada sore harinya," ujarnya.

Seperti diketahui, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih melakukan pembaruan sistem pembelian tiket elektronik. Pengguna kereta rel listrik (KRL) diharapkan bisa merencanakan waktu lebih banyak untuk membeli tiket sebelum bepergian besok, Senin (23/7).

VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa mengatakan jika pembaruan sistem tiket elektronik masih berlangsung maka akan ada perubahan pembelian tiket. "Jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin (23/7) transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas," kata Eva, Ahad malam (22/7).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement