Sabtu 01 Feb 2014 14:39 WIB

Staf Khusus Presiden Sebut Mundurnya Gita Beda dari SBY

Staf khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat, Heru Lelono
Foto: Republika/ Aditya
Staf khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat, Heru Lelono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat Heru Lelono menyanyangkan keputusan Gita Wirjawan yang memilih mundur dari jabatannya sebagai mendag. 

"Saya belum tahu keputusan SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), karena hal ini adalah hak pribadi presiden sesuai konstitusi. Namun saya pribadi menyayangkan sikap Gita Wirjawan yang memutuskan untuk mundur dari kabinet, apalagi kalau alasan utamanya ingin menjadi capres," katanya, Sabtu (1/2).

Sebagai sosok yang dipercaya SBY menjadi seorang menteri, ujarnya, selayaknya tugas itu diselesaikan. Setidaknya sampai presiden yang mengangkatnya menyelesaikan amanah yang diemban.

"Berbeda cerita saat SBY mengundurkan diri dari kabinet Megawati. Kondisi saat itu, Presiden sudah merasa tidak nyaman dan tidak cocok lagi dengan SBY sebagai menterinya. Hal penting seperti rapat kabinet, SBY tidak lagi disertakan," katanya.

Karenanya, kemudian SBY mengundurkan diri. Yaitu sebagai tanggung jawab kepada rakyat dan sikap agar kabinet pemerintah tetap berjalan dengan baik sesuai harapan presidennya. 

"Apabila hal ini terhayati, pilihan Gita seharusnya tidak menerima tawaran sebagai peserta konvensi parpol. Atau mengundurkan diri sejak memutuskan ikut konvensi saat itu," katanya.

Ia menambahkan, keputusan ini memang hak pribadi Gita. Namun, tetap membebani tugas kabinet yang masih kerja keras menyelesaikan tugasnya yang tinggal beberapa bulan ini.

"Saya mengenal Gita sebagai sosok yang pandai dan baik. Bukan saja karena saya yang menerima CV dirinya menjelang pilpres 2004, namun internasional pun memberikan penilaian baik kepadanya. Semoga Gita sukses di jalan hidup selanjutnya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement