REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin, mengatakan dukungan PPP kepada bakal calon presiden Prabowo Subianto sebagai sesuatu hal yang ganjil.
"Kalau mendasari pada logika, dukungan resmi PPP kepada Prabowo itu memang terkesan ganjil," kata Direktur Sigma, Said Salahudin, saat dikonfirmasi dari Jakarta, Senin.
''Sebab, merujuk hasil Mukernas II PPP bulan Februari lalu, nama Prabowo sebetulnya tidak termasuk di antara tujuh nama capres PPP,'' katanya. ''Justru nama Jokowi yang termasuk di antaranya."
Menurut Said, perubahan dukungan dari partai pimpinan Suryadharma Ali itu sebagai reaksi dari perkembangan dinamika perpolitikan nasional.
"Tapi, itulah politik. Tidak bisa selalu ditafsir dengan ilmu mantik. Sifatnya yang dinamis dan bergantung pada konstelasi membuat kebijakan politik bisa berubah setiap saat," katanya.