REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menganggap, politik yang sebenarnya merupakan cita-cita mulia untuk mensejahterakan rakyat yang ada di negara tersebut.
"Kalau politik ada yang tidak benar, itu hanya perilaku perorangan saja karena tergiur kekuasaan semata," kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan pembekalan kepada 100 Calon kader Partai PAN dengan tema 'Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas' di Hotel Lorin, Sentul-Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/2) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Gatot mengingatkan ihwal ancaman yang tengah dihadapi bangsa Indonesia, yakni proxy war. Ancaman tersebut, ia berujar, selama ini sudah berada dan melanda semua lini kehidupan bernegara, berbangsa bahkan sudah hadir ditengah kehidupan keluarga.
Konkritnya, Gatot mengatakan, ancaman tersebut berupa demo anarkis buruh perusahaan, tawuran pelajar dan tawuran mahasiswa yang berujung pembakaran fasilitas kampus, adu domba memecah belah TNI-Polri, memecah belah Parpol, rekayasa sosial dengan memanfaatkan media dan maraknya penyalahgunaan Narkoba.
Menurutnya, sejumlah contoh tersebut, didesain dan dikendalikan dari luar oleh tangan-tangan yang tidak terlihat dengan memanfaatkan orang dalam. "Sehingga hal ini tidak disadari, bangsa Indonesia sedang menuju ke kehancuran," lanjutnya.
Gatot berpesan, sebagai sesama anak bangsa, kader PAN mempunyai tanggung jawab moral terhadap kemakmuran NKRI. Sehingga, dalam menjalankan amanah politik, harus tetap menebarkan salam, jalin silaturahmi, saling menasehati, perbanyak berbuat kebajikan dan mencegah segala tindakan kemungkaran.