REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peraih dua medali emas Olimpiade 2012 asal Inggris, Mohamed Farah alias Mo Farah, sangat kesal dengan pihak imigrasi Amerika Serikat. Pasalnya, setiap kali berkunjung ke Amerika, ia selalu diinterograsi petugas bandara.
Itu lantaran petugas mencurigai tempat kelahirannya di Mogadhisu, Somalia dan mungkin juga lantaran seorang Muslim. Padahal sejak kecil ia sudah tinggal di Inggris dan beristrikan warga Negeri Ratu Elizabeth.
Kasus terbaru terjadi pada masa liburan akhir tahun, kemarin. Ia dicegat dan diperiksa petugas Bea Cukai karena dideteksi sebagai seorang teroris. Alhasil tujuannya transit di Bandara Pacific Northwest dari Portland sebelum bertolak ke London harus tertunda.
"Saya tidak dapat percaya," katanya dikutip the Telegraph. "Ini sudah dua kali saya kena interograsi di bandara AS karena latar belakang saya yang keturunan Somalia sehingga saya dicurigai sebagai kelompok teroris," keluhnya.
Beruntung pelatih lari Mo Farah, Alberto Salazar yang ikut dengannya mempunyai kenalan petinggi FBI dan menelpon koleganya itu. Seketika, masalah pemeriksaan selesai dan Mo Farah bersama keluarga bisa kembali melanjutkan perjalanan ke Inggris usai menjalani liburan akhir tahun.
Pelari 29 tahun itu menjadi legenda di Inggris lantaran prestasinya meraih medali emas di nomor 5.000 meter dan 10.000 meter putra Olimpiade 2012. Khusus di nomor 10.000 meter, Mo menjadi atlet pertama yang meraih emas bagi Inggris. Atas prestasinya itu, ia disebut legenda oleh masyarakat Inggris.
Namun tidak banyak yang tahu keseharian Mo Farah adalah sebagai aktivis Muslim Writers Award. Bersama petinju Amir Khan, ia juga aktif di Komunitas Muslim Britania Raya.