REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) meyakini, kebijakan pembatasan penjualan BBM bersubsidi tak akan mempengaruhi tingkat penjualan kendaraan Suzuki.
Davy J Tuilan, 4W Sales, Marketing & DND Director SIS mengatakan, kebijakan tersebut hanya akan membuat sebagian calon konsumen menunda pembelian.
"Paling-paling orang akan menahan pembelian dulu, sekitar dua bulanan. Nah di bulan ketiga, baru mereka beli," katanya di Jakarta, Sabtu (16/8).
Davy meilai, kebijakan itu hanya akan membuat konsumen mengubah kebiasaan membeli BBM saja. "Yang biasanya mengisi BBM di tol. Orang akan mengisi BBM dulu sebelum masuk tol," katanya.
Pada 2014, perusahaan menargetkan mencapai pangsa pasar 14 persen. Atau turun dari target semula 16,7 persen.
"Kami merevisi target karena penjualan salah satu segmen andalan kami yakni low MPV turun dibandingkan 2013," katanya.
Penjualan kendaraan Suzuki sejak Januari-Juli 2014 mencapai 96 ribu unit dengan porsi penjualan terbesar Ertiga dan pikap.
Penjualan solar bersubsidi tidak dilakukan di Jakarta Pusat mulai 1 Agustus 2014. Selanjutnya, sejak 4 Agustus 2014, penjualan solar bersubsidi di SPBU di wilayah tertentu di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali akan dibatasi pukul 08.00-18.00 waktu setempat.
Sedangkan sejak 6 Agustus 2014, seluruh SPBU di jalan tol tidak menjual premium bersubsidi dan hanya menyediakan Pertamax.
Total SPBU di jalan tol 29 unit. Sebanyak 27 di antaranya ada di Jakarta, Banten, dan Jabar, serta dua unit di Jawa Timur.
Kebijakan itu dikeluarkan agar kuota BBM subsidi sebesar 46 juta kiloliter bisa cukup sampai dengan akhir 2014.